Amir Majelis Mujahidin Ustad Abu Bakar Baasyir dapat menerima keputusan DPP Hizbut Tahrir Indonsia yang mencoret namanya dari
daftar pembicara dalam Konferensi Khilafah Internasional yang diselenggarakan pada Ahad 12 Agustus mendatang.
"Saya sudah menyampaikan alasan ini, Ustad Baasyir bisa menerimanya, katanya tidak apa-apa kalau saya gak tampil, "ujar
Juru Bicara DPP HTI M. Ismail Yusanto saat dikonfirmasi Eramuslim, Jum’at(10/8).
Ia menjelaskan, alasan polisi meminta Baasyir tidak hadir dalam acara tersebut, karena dikhawatirkan ucapannya menimbulkan
provokasi terhadap peserta yang jumlah cukup banyak itu, sebab pengelola Gelora Bung Karno memberikan syarat kepada panitia
penyelenggarakegiatan untuk mendapatkan izin dari kepolisian.
Mengenai kekecewaan beberapa ormas Islam atas ketidakhadiran Ustad Abu Bakar Baasir dalam kegiatan itu, Ismail menyatakan kelompoknya adalah yang paling merasa kecewa atas ketidakhadiran Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo itu.
"Kalau kecewa, kita adalah orang yang paling kecewa, karena waktu itu kita yang minta beliau untuk menjadi pembicara, "imbuhnya.
Ia mengaku, hubungan Hizbut Tahrir Indonesia dengan Majelis Mujahidin Indonesia masih berjalan dengan baik, karena memiliki tujuan yang sama yakni penegakan syariah Islam.
Sementara itu, Mabes Polri membantah Mabes Polri telah melarang Amir Majelis Mujahidin Ustad Abu Bakar Baasyir tampil sebagai pembicara dalam Konferensi Khilafah Internasionala yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia.
"Saya belum dengar tentang itu, tidak ada itu, kata siapa, "ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes PolriKombes Pol. Bambang Kuncoko.
Menurutnya, setelah Mahkamah Agung memutus bebas Baasyir, polri tidak punya hak lagi untuk melarangnya untuk beraktivitas, apalagi untuk berceramah.(novel)