Ayah Ketuk Pintu Tiap Rumah, Cari Seragam Bekas untuk Anaknya yang Masuk SMK, tapi Masih Pakai Baju SMP

Putri akhirnya memiliki ide untuk bergantian memakai seragam dengan kakaknya Teti Nurhayati (9) yang kini duduk di kelas 3 SD.

“Pakai baju muslim saja atau nanti kalau kakak sudah pulang sekolah, bajunya gantian aku pakai,” kata Putri.

Di usianya yang masih belia, Putri paham betul dengan kondisi keluarganya. Kata Tanto, Putri tidak pernah mengeluh dan belum pernah merengek minta jajan.

Lagi-lagi kesulitan Tanto dan keluarganya tedengar oleh orang-orang baik. Kali ini dari komunitas relawan.

Relawan ini akhirnya membantu membelikan seragam untuk Putri dan Teti.

Dulu tinggal di tenda

Rumah yang ditempati Tanto dan keluarganya saat ini juga didirikan oleh relawan dari Respek Peduli Lebak.

Tanto sempat tinggal bertahun-tahun di sebuah tenda dari terpal di dekat dermaga pelelangan ikan Bayah.

“Terpaksa tinggal di sana karena tidak ada rumah. Mau ngontrak enggak ada uang,” kata Tanto.

Walaupun hidup jauh dari kata cukup, tapi Tanto tetap mendahulukan pendidikan anak-anaknya.

Di rumah, Tanto jadi orangtua tunggal. Dia sudah berpisah dengan istrinya sejak beberapa tahun lalu.

Ima Humairo, relawan dari Respek Peduli Lebak menyebut keluarga kecil Tanto sebagai keluarga pejuang.

Ima mengatakan, sejak mengenal keluarga itu pada 2018, Tanto dan anak-anaknya tidak pernah mengeluh dan tidak pernah meminta.

Soal seragam Bagas, Ima baru saja mendapat informasi.

Saat mengetahui Bagas belum punya seragam dan peralatan sekolah, Ima lantas menulis di Facebook soal kebutuhan Bagas tersebut dan mendapat sejumlah respons.

Termasuk dari pihak SMKN 1 Bayah yang kemudian berniat membantu melengkapi kebutuhan Bagas.

“Bagas belum punya baju seragam hingga sekarang, dari kemarin keliling sama ayahnya mencari baju seragam bekas, belum dapat. Senin besok sudah mulai aktif belajar tatap muka, Bagas belum punya satupun seragam sekolah,” tulis Ima di akun Facebook, beberapa waktu lalu.

Di unggahan tersebut, Ima mengumumkan tengah mencari bantuan kebutuhan Bagas dari seragam hingga sepatu.

Pihak desa tahu kondisi keluarga Tanto

Kepala Desa Bayah Barat Ridwan mengatakan, dia sudah mengetahui kondisi keluarga Tanto.

Ridwan membenarkan dulunya keluarga Tanto tinggal di tenda di wilayah Desa Darmasari.

Kini Tanto tinggal di rumah yang didirikan secara swadaya.

“Dulu kita kontrakan dulu, habis itu sama Respek peduli kita swadaya bangun rumah di situ,” kata dia.

Saat ini, kata Ridwan, Tanto sudah tercatat sebagai warga Bayah Darat. Dirinya mengklaim administrasi kependudukan Tanto sudah selesai diurus.

Ridwan juga menyebut Tanto sudah mendapat bantuan sosial saat pandemi.

Soal seragam Bagas dan adik-adiknya juga sudah diselesaikan karena telah dibantu relawan.

“Ada kemarin yang bantu dari rumah yatim, sudah dikasih alat tulis dan seragam,” kata dia. (kompas)