Awas, Poros Jakarta dan Komunis Beijing Akan Dibentuk Kembali

mega berdansa jiang zemin
Mega berdansa dengan Jian Zemin, setelah itu dilakukan penandatanganan ekspor Gas Tangguh yang teramat merugikan bangsa Indonesia

Eramuslim.com – Nampaknya masih belum cukup pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Cina Xi Jinping. Barangkali pemerintah Cina dan Presiden Xi Jinping, ingin bertemu dan bertatap muka dengan  ‘the first hand’ yaitu empunya PDIP, Megawati.

Xi Jinping ingin jaminan langsung dari Megawati, tentang kemungkinan dibentuknya poros “Jakarta-Beijing”. Karena itu, Jinping  ingin bertemu dan berbicara langsung dengan Mega. Jauh sebelumnya, tahun 2002, Mega sudah bertemu dengan Presiden Jiang Zemin, dan sambil berdansa menandatangai penjualan gas tangguh, yang merugikan Indonesia triliunan.
Kini, rencananya Mega selaku Ketua Umum PDIP dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Cina, Xi Jinping, dalam serangkaian kunjungannya ke negara itu pada 12-15 Oktober 2015. Dengan kunjungan Mega segalanya  akan menjadi ‘clear’, bagaimana posisi Mega, Jokowi dan PDIP terhadap hubungannya ‘G to G’, dan antara “PDIP dan PKC’. Inilah hakekat kunjungan Mega ke Beijing.
Politisi partai berlambang kepala banteng dan lingkaran, Andreas Pererira, kepada Antara di Beijing, Rabu, 14 Oktober 2015 mengatakan pertemuan Megawati dan Presiden Xi Jinping bertujuan mempererat hubungan baik antara Indonesia dan Cina yang telah berjalan cukup lama.
Sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Xi Jinping, Megawati didampingi politisi dan kader PDIP serta kedua putranya, telah melakukan peresmian dimulainya pembangunan Pusat Kerja Sama Indonesia-Cina, “Rumah Soekarno” di Qianhai, Shenzhen, Cina.
Megawati menyatakan kokohnya hubungan Indonesia dan Cina telah tercatat dalam tinta emas sejarah kedua bangsa. Kunjungan muhibah Laksamana Chenh Ho sekitar abad 15 ke bumi Nusantara, merupakan dasar sekaligus tonggak sejarah yang kokoh bagi hubungan persaudaraan serta persahabatan kedua bangsa, kedua negara.
Interaksi antarkedua bangsa, dalam konteks jalur sutra, tidak dapat dipungkiri turut memperkaya dan menumbuhkembangkan budaya di kedua negara. Bahkan jauh melampaui batas-batas negara seperti yang telah dikenal oleh generasi ke generasi di Indonesia.
“Indonesia dan Cina adalah dua bangsa yang memiliki nilai kebudayaan sangat tua dan tinggi. Kita tidak boleh lengah dalam menyikapi setiap berkembangan global yang terjadi. Perkuatan nilai-nilai budaya bangsa harus terus dilakukan, ditumbuhkkembangkan, agar kita tetap mampu menghadapi segala tantangan berat di masa depan, sekaligus memberikan kontribusi maskimal bagi terciptanya perdamaian dunia,” kata Megawati.
Megawati mengatakan eratnya hubungan persahabatan dan persaudaraan Indonesia dan Cina terbukti telah mampu mengatasi berbagai tantangan zaman.
“Indonesia secara konsisten tetap berpegang teguh pada kebijakan satu Tiongkok atau ‘One China Policy’, bahkan ketika hubungan kedua negara membeku selama sekitar 20 tahun, Indonesia tetap menjunjung kebijakan itu,” ujar Megawati.
Sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Xi, Megawati juga mengadakan serangkaian pertemuan dengan pimpinan Partai Komunis Cina serta menjadi pembicara dalam salah satu panel bertajuk Political Leadership: New Concensus for Politic Party, pada forum International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) di Beijing.
Dalam forum yang telah diadakan sejak tahun 2000 tersebut hadir sekitar pimpinan serta politisi sekitar 300 partai politik dari berbagai negara di sejumlah kawasan, khususnya di Asia. Indonesia yang sudah pernah dikhianati  oleh PKI dan organ-organnya itu, sekarang dibangun kembali oleh Mega. Poros ‘Jakarta – Beijing’ akan hidup kembali. Apalagi,  Cina sudah menggelontorkan begitu banyak uang kepada Indonesia, dalam bentuk proyek, penyertaan modal, dan ‘steady loan’ yang sebagai dana talangan menghadapi krisis. Indonesia akan menjadi pelayan RRC. (ts/posmetro.info)