Eramuslim – Gerhana bulan total akan terjadi Rabu malam, 31 Januari 2018. Fenomena langka ini juga dibumbui dengan kabar kurang sedap tetang potensi terjadinya gempa bumi.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa gerhana dan purnama berpotensi sebagai pemicu gempa. “Bukan sebagai penyebab gempa,” katanya di Jakarta, Selasa (30/1).
Thomas mengatakan sampai saat ini tidak ada satupun metode yang mampu memprediksi kapan terjadi gempa dan lokasinya dimana.
“Kalau ada yang mengkaitkan (gempa, red) dengan gerhana, memang punya potensi sebagai pemicu,” tutur guru besar riset di bidang astronomi itu.
Thomas menjelaskan gerhana dan purnama dapat memicu pelepasan energi pergeseran lempeng bumi. Pada saat terjadi gempa yang memicu terjadinya tsunami di Aceh 2004 lalu juga tidak jauh-jauh dengan adanya fenomena bulan purnama.
Thomas menerangkan, ketika purnama dan gerhana bulan terjadi dalam waktu bersamaan, saat itulah terjadi puncak pasang air laut.
Daya grativitasi bulan saat terjadi purnama dan gerhana bulan jauh lebih besar dibandingkan purnama biasanya.
Ketika di suatu perairan mengalami pasang akibat gaya grafitasi bulan, ada perairan laut lain yang mengalami surut maksimal.
Nah ketika terjadi kondisi air surut maksimal itu, beban yang selama ini ’’dipikul’’ lempeng bumi menjadi lebih ringan. Saat beban itu lebih ringan, maka lempeng bumi berpotensi terangkat. Kemudian lempeng yang selama ini menghujam bisa semakin menancap.