Penetapan awal Ramadhan 1429 Hijriah akan diputuskan oleh Pemerintah Indonesia melalui sidang itsbat yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2008. Sidang itsbat yang digelar di Departemen Agama akan diikuti anggota Badan Hisab dan Rukyat, pimpinan ormas-ormas Islam, dan sidang tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Agama.
"Tahun ini kemungkinan besar umat Islam di Indonesia awal puasanya sama, " kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Depag Nasaruddin Umar kepada wartawan disela pembukaan pemilihan keluarga sakinah dan kepala KUA teladan dan Rakernas Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4), di Jakarta, Kamis malam (14/8).
Ia menjelaskan, ketinggian hilal saat di tanah air saat pengamatan pada akhir bulan Sya’ban mencapai angka 3 derajat di atas ufuk, di bagian barat. Sedangkan di bagian timur 5 derajat di atas ufuk.
"Kemungkinan bisa dirukyat. Tapi kalau cuaca mendung bisa mengundang masalah, sebab bisa terhalang. Kalau cerah dengan mata telanjang saja terlihat, " ujarnya.
Menanggapi keputusan ormas Islam yang menetapkan bahwa awal Ramadhan 1429 Hmelalui perhitungan hisab hakiki wujudul hilal jatuh pada 1 September, Nasaruddin menghargai keputusan itu. Namun demikian menurut dia, keputusan yang mengikat bagi masyarakat muslim di Indonesia tetap dilakukan setelah sidang itsbat oleh pemerintah, yang berdasarkan pengamatan di beberapa titik.
Ia pun mengatakan, fiqih telah mengatur persoalan yang bersifat kemasyarakatan perlu dan dibenarkan adanya campur tangan pemerintah (ulil amri) untuk mencapai kemaslahatan umum.
Oleh sebab itu, persoalan penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dipandang perlu adanya campur tangan pemerintah.
(novel)