Konferensi Pemberdayaan untuk Palestina (Ministerial Meeting on Capacity Building for Palestine) akan digelar Senin pekan depan di Jakarta, mendapatkan perhatian yang cukup serius oleh negara-negara kawasan Asia-Afrika. Sampai dengan H-3 pelaksanaan Konferensi tingkat menteri luar negeri (menlu) yang diprakarsai Indonesia dan Afrika Selatan ini sebanyak 40 negara dan dua organisasi Internasional menyatakan kesediaannya untuk ikut dalam kegiatan itu.
"Tingkat partisipasi cukup memuaskan, dan kita harapkan pada hari ini kita akan menerima konfirmasi kehadiran lagi. Karena registrasi itu baru akan ditutup pada hari Senin tanggal 14, " jelas Jurubicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam media briefing di Deplu, Jakarta, Jumat (11/7).
Faiza mengatakan, selain dari 17 menteri dari beberapa negara yang sudah menyampaikan kesiapannya untuk hadir, dari Palestina selain para menteri yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan dan pembangunan Palestina, Perdana Menteri Palestina juga akan hadir dalam acara itu.
Ia berharap, hal-hal yang dibutuhkan untuk pembangunan kapasitas Palestina telah diidentifikasikan secara rapi, sehingga tidak ada tumpang tindih dari negara-negara yang akan memberikan bantuan proyeknya kepada Palestina.
"Kita akan indentifikasi negara mana yang akan memberikan capasity building itu, kerangkanya sudah ada, tinggal dikonsultasi dengan Palestina. Matrik itu disusun oleh Palestina, sudah ada sekitar 94 daftar itu merupakan hasil konsultasi Indonesia, Afrika Selatan, dan Palestina, " katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Departemen Luar Negeri Primo Alui Joelianto mengatakan, Pemerintah Indonesia berencana memberikan bantuan peningkatan kemampuan bagi 1.000 warga Palestina dalam lima tahun mendatang.
"Pemerintah Indonesia berencana memberikan bantuan peningkatan kemampuan pada 1.000 warga Palestina melalui berbagai pelatihan selama lima tahun. Jadi, sekitar 200 orang tiap tahun, " katanya.
Menurut Primo, pelatihan oleh pemerintah Indonesia itu merupakan bagian dari tekad, yang digalang bangsa Asia-Afrika untuk mendukung Palestina.
"Negara Asia-Afrika kembali menekankan dukungannya pada kedaulatan Palestina sebagaimana semangat KAA 1955 di Bandung, karena setelah lebih dari 50 tahun konferensi bersejarah itu, Palestina ternyata belum merdeka, " ujarnya.
Negara Asia dan Afrika, tambah dia, sepakat memberikan bantuan peningkatan kemampuan bagi Palestina dalam menyiapkan kemerdekaannya.(novel)