A Lung Serang Polantas di Medan, di Amerika Pelakunya Bisa Langsung Ditembak Mati

cina mukul polantas
Brigadir Reffandy, korban pemukulan dan A Lung, pelaku penganiayaan (kanan)

Eramuslim.com – Kelakuan A Lung sungguh keterlaluan. Hanya karena disuruh dengan baik-baik agar mobilnya dipindahkan karena parkir sembarangan sehingga mengganggu arus lalulintas, A Lung alias William, dengan belagunya menampar seorang anggota polisi lalulintas. Di Amerika, orang seperti A Lung ini bisa ditembak mati di tempat dengan dakwaan melawan petugas hukum.

Kisahnya terjadi pada hari Senin sore (14/9), Brigadir Reffandy, anggota Satlantas Polresta Medan, tengah bertugas mengatur arus lalulintas di Jalan Surabaya Simpang Jalan Pandu. Arus tersendat panjang. Ketika dicek ternyata disebabkan adanya mobil yang diparkir dua lapis di depan Toko Naga Mas Murni. Brigadir Fandi lalu mendatangi toko itu dan meminta agar sang pemilik mobil memindahkan mobilnya yang diparkir sembarangan karena menghambat arus lalulintas.

“Saya bertanya, itu mobil siapa. Ternyata mobil milik pengusaha toko ini. Saya kemudian bilang, supaya mobil tersebut dipindahkan karena keberadaannya mengganggu arus lalu intas,” kata Fandy kepada wartawan.

Menurut dia, pemilik toko sebenarnya tidak mempermasalahkan tegurannya. Tapi entah kenapa, A Lung, anak pemilik toko yang kelahiran Januari 1989 ini marah dan mengomel-ngomel.

“Kata dia, ‘yang lain, kok, tidak ditilang? Kan banyak yang parkir berlapis juga‘. Saya bilang, mobilnya tidak ditilang. Cuma ditertibkan agar jangan parkir berlapis karena bikin macet. Yang lainnya juga akan ditertibkan. Tapi satu-satu lah, mana bisa saya lakukan tindakan ini sekaligus, kata saya. Tapi entah bagaimana, setelah itu, tiba-tiba dia memukul kepala saya, dekat kuping sebelah kiri,” ujar polantas ini.

Kasus ini kemudian berkembang. Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Hasan, mengatakan pihaknya melaporkan tindak pemukulan yang dilakukan William ke Sat Reskrim Polresta Medan, pada 15 September 2015.

Menurut Hasan, ini merupakan penghinaan terhadap institusi kepolisian. Karena Brigadir Refandy mendapatkan perlakuan itu saat sedang bertugas dan mengenakan pakaian dinas pula. Sempat terdengar kasak-kusuk di lingkungan Polresta Medan terkait tindaklanjut penanganan. Disebut-sebut, polisi cenderung “enggan” dan “tidak terbuka” dalam memeriksa William karena keluarga ini “mengenal” sejumlah pejabat tinggi di Mabes Polri, Jakarta.

Namun selentingan ini dibantah Kasatreskrim Polresta Medan, Kompol Aldi Subartono. Menurutnya, pemeriksaan terhadap yang bersangkutan terus dilanjutkan. Kita tunggu saja kasus ini, semoga Polisi bisa bertindak adil dan transparan, karena ini menyangkut harga diri sebuah bangsa bernama Indonesia.(ts)