Pemerintah menghadapi tantangan yang besar untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, mengingat semakin banyaknya permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Pakar Pendidikan Arief Rachman usai Seminar Sehari, di Operation room, Gedung Departemen Agama, Jakarta, Rabu (19/7). "Kita harus kembali kepada tujuan yang tertera dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, kalau kita konsisten, seharusnya bisa sukses," katanya.
Menurutnya, banyaknya siswa yang tidak lulus dan stres akibat gagal Ujian Nasional, itu dikarenakan evaluasi yang dilakukan terhadap siswa tidak menyeluruh, hanya mengandalkan otak dan ilmu saja, sedangkan akhlak dan budi pekerti tidak menjadi pertimbangan.
Lebih lanjut Arief menegaskan, ujian nasional tidak bisa dijadikan satu-satunya penentu kelulusan siswa, sebab keberhasilan itu hanya diukur dengan tiga mata pelajaran saja.
"Ah, ujian nasional itu hanya sebagian kecil, kecil sekali, untuk mengukur keberhasilan otak hanya dengan tiga mata pelajaran, belum semuanya cukup," ujar Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Mengenai kurikulum pengajaran yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya, Ia menyatakan, hal itu sah-sah saja untuk diubah, karena yang terpenting adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya, sehingga bisa menimbulkan rasa ketertarikan untuk menuntut ilmu.(novel)