Sebagai bentuk nyata dukungannya terhadap pengesahan RUU tentang Pornografi, Aliansi Pemuda Peduli Moral Bangsa (APPMB) melakukan aksi damai menuntut segera disahkannya RUU, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jum’at (17/10).
Mereka datang sambil membawa panji-panji dan melakukan orasi sambil sesekali mengumandangkan takbir "Allahu Akbar". Aliansi Pemuda Peduli Moral Bangsa ini antara lain berasal dari, Persatuan Pelajar Islam Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, KORPUS PIIWATI, LDK IPB, Forum Indonesia Muda, KOHATI MPO, Aliansi Pemuda Selamatkan Bangsa, Salam UI, Brigade PII, Rumah Belajar, dan GPI Putri
Salah satu peserta aksi, M Iksan Kamil mengatakan mereka mendesak RUU Pornografi segera disahkan dan tidak berlarut-larut supaya ada kepastian hukum di Indonesia.
"Kita menganggap RUU itu bisa sebagai filter atas budaya Barat yang sangat hedonis dan mengangkat kembali budaya lokal yang mulai ditinggalkan generasi sekarang," katanya.
Ketika disinggung mengenai definisi pornografi yang bagi sebagian kalangan tidak jelas dalam RUU itu, Iksan mengatakan defenisinya sudah sangat jelas. Dia juga menampik RUU itu berpotensi memecah belah Bangsa ini. Bahkan menurut dia, jika RUU itu dibiarkan berlarut-larut, perpecahan berpotensi terjadi karena tidak ada kepastian hukum.
APPMB juga mengungkapkan ancaman pornografi dan seks bebas hasil survei Yayasan Kita dan Buah Hati sepanjang tahun 2005 bahwa kalangan anak-anak SD usia 9-12 tahun ternyata 80 persen sudah mengakses materi pornografi dari bermacam-macam sumber.
"Di Indonesia, komik-komik porno harganya cuma 2.000-3.000 rupiah, sementara VCD bisa Rp10.000 dua keping. Itu bisa dibeli di stasiun kereta, di depan sekolah, di depan kantor polisi, bisa dimana saja," tandas koordinator APPMB Nur Amelia Kahar. (novel)