Apakah PKS Sudah Berubah? Begini Jawaban Lengkap Tifatul Sembiring

eramuslim.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024, Tifatul Sembiring, menegaskan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap konsisten dengan prinsip dan nilai-nilai yang dipegang teguh sejak awal berdirinya.

Pernyataan ini disampaikan Tifatul melalui akun media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap sikap PKS dalam menghadapi Pilkada 2024.

Dalam serangkaian unggahannya, Tifatul mengawali dengan pertanyaan retoris yang menyiratkan adanya keraguan dari sebagian pihak mengenai arah dan sikap PKS. Ia pun langsung menjawab keraguan tersebut dengan menegaskan bahwa PKS tidak berubah dan tetap berpegang pada azas Islam serta cita-cita mewujudkan Indonesia yang berkeadilan, sejahtera, dan bermartabat.

Tifatul menjelaskan bahwa PKS terus berada dalam jalur reformasi yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945. Upaya PKS, menurutnya, selalu didasarkan pada tekad untuk melakukan perubahan positif bagi Indonesia, serta berkontribusi dalam penyelamatan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Salah satu poin yang ditekankan Tifatul adalah terkait mekanisme pengambilan keputusan di internal PKS. Ia menyebut bahwa keputusan strategis di PKS diambil melalui musyawarah di Majelis Syuro, yang beranggotakan 99 orang. “Maaf di PKS, untuk hal-hal strategis tidak ada itu istilah instruksi Ketum. Semua dimusyawarahkan,” tulis Tifatul.

Menjelang Pilkada 2024, Tifatul juga memaparkan pendekatan koalisi yang diambil PKS. Menurutnya, dalam konteks pengelolaan negara, PKS pernah melakukan koalisi strategis dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004-2014. Namun, untuk Pilkada, koalisi yang dilakukan bersifat taktis, yang fokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat di daerah, seperti sandang, pangan, papan, serta perbaikan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.

Lebih lanjut, Tifatul menyoroti bahwa dalam mempertimbangkan koalisi dan calon pemimpin daerah, PKS selalu merujuk pada kaidah-kaidah ushulul fiqh, dengan mengedepankan prinsip memilih yang terbaik atau yang paling ringan mudaratnya jika pilihan yang ada kurang ideal.

Tifatul pun menutup pernyataannya dengan mengakui bahwa usaha PKS mungkin belum bisa memuaskan semua pihak, namun ia berharap masyarakat bisa menemukan pemimpin daerah yang terbaik dan bahagia dengan pilihannya masing-masing. “Dayung ke tepian bersama kekasih/ Cukup sekian dan terimakasih…” tulisnya mengakhiri unggahan.

Pernyataan Tifatul ini menjadi penegasan sikap PKS di tengah hiruk-pikuk politik menjelang Pilkada 2024, serta menjawab spekulasi publik mengenai arah dan kebijakan partai dalam kontestasi politik mendatang.

Berikut adalah unggahan asli Tifatul Sembiring di platform X pada tanggal 19 Agustus 2024:

“Apakah PKS sudah berubah? Masih banyak yang penasaran tentang sikap PKS di Pilkada 2024.”

“Bismillahirrahmanirrahim..”

  1. “Insya Allah PKS masih seperti yang dulu, tidak berubah. Azasnya tetap Islam dan cita-citanya tetap Terwujudnya Indonesia yang berkeadilan, sejahtera dan bermartabat.”
  2. “Insya Allah PKS tetap dalam rel dan koridor amanah reformasi yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD NRI tahun 1945. Upaya-upaya yang sungguh-sungguh melakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik, serta penyelamatan bangsa dan NKRI.”
  3. “Sehingga PKS, sebagai salah satu kumpulan elemen anak bangsa, terjun ke ranah politik dengan menjalankan ketentuan-ketentuan dalam konstitusi dan aturan-aturan yang berlaku dalam sistem demokrasi di Indonesia.”
  4. “Saat ini PKS memiliki kader berpendidikan S3, lebih dari 500 orang. Baik disiplin ilmu Syariah, Fanniyah (Teknik) dan Ilmiyyah (sains).”
  5. “Dewan tertinggi di PKS namanya MAJELIS SYURO, beranggotakan 99 orang. Secara ideal dikomposisi 50% unsur Syariah, 25% Fanniyah dan 25% Ilmiyyah.”
  6. “Keputusan-keputusan strategis diambil lewat pembahasan di Majelis Syuro. Maaf di PKS, untuk hal-hal strategis tidak ada itu istilah instruksi Ketum. Semua dimusyawarahkan.”
  7. “Dalam kaitannya dengan Koalisi atau Aliansi, PKS memiliki empat tingkatan: Koalisi Ideologis, Koalisi Strategis, Koalisi Taktis dan Koalisi Teknis.”
  8. “Dalam pengelolaan negara, ini level koalisinya strategis, pernah kami lakukan dengan pak SBY (2004-2014).”
  9. “Adapun PILKADA ini, dalam pandangan PKS, hanya koalisi yang bersifat taktis. Bagaimana sandang, pangan, papan masyarakat daerah setempat bisa terpenuhi. Bagaimana pengangguran menurun, bagaimana kesehatan terlayani dengan baik, bagaimana infrastruktur daerah dibangun dan dipelihara. Bagaimana pendidikan bisa maju, dsb dsb.”
  10. “Adapun koalisi teknis, lebih kepada koalisi kemanusiaan. Kalau kata Kiyai saya ‘ukhuwwah bashoriyyah’…”
  11. “Agak rancu juga, jika dengan prinsip-prinsip diatas, dalam upaya-upaya PKS di pilkada-pilkada, yang bersifat taktis itu, TAPI dievaluasi secara idelogis. Ada yang mengirimkan hadits ‘ayatul munaafiq tsalaatsun’. Dsb.”
  12. *”Dalam pertimbangan lain, Dewan Syariah Pusat PKS, semacam lembaga Yudikatif, juga memberikan arahan-arahan kaidah ushulul fiqh. Seperti: jika ada 4 orang calon, bagus-bagus semua, maka gunakan prinsip ‘man ahsana minhum’, pilih siapa yang terbaik dari mereka. Akan tetapi, jika hanya ada.
  13. Sesi pilkada 2024 ini, PKS mengurus lebih dari 400 pilkada. Semua menggunakan prinsip2 diatas.
  14. Demikianlah usaha2 maksimum yang dapat kami upayakan. Bagi teman2 yang punya pendapat dan pilihan lain, silakan. Semoga mendapat pemimpin daerah yang terbaik dan bahagia dengan pilihannya. Kami mohon maaf, belum bisa memuaskan semua orang.
  15.  Dayung ke tepian bersama kekasih/ Cukup sekian dan terimakasih…

Beri Komentar

8 komentar

  1. Gabung iq 200 sekolam sudah partai yang dari dulu selalu saya pilih,di partai apapun nanti pak anies dicalonkan akan saya pilih,walaupun seumur hidup saya blum pernah pilih selain partai pks.

  2. Lihat PKS ..di Sumut sudah masuk Blok Medan,dan DKI….tambah kelihatan….masihkan anda bilang tetap…memperjuangkan aspirakyat…rakyat …yang haus kuasa…..

  3. Sejuta alasan bisa dibuat, untuk jadi penghianat.
    Hanya ada satu cara untuk setia pada kebenaran….
    Istiqomah!!!

  4. Jangan teralu percaya sama politikus dan pimpinan partai. Pilih sesuai hati nurani kalau memilih pemimpin. JAdi lah orang merdeka. Akan menarik kalo di pilkada Jakarta nanti, pasangan KIM plus kalah lawan kotak kosong. artinya pilihan KIM plus tidak dikehendaki mayoritas warga Jakarta.

  5. Ada teman satu aqidah, Alim dan soleh ditinggalkan dia bilang demi kemanusiaan dia malah gabung sama kelompok yg berkumpul para maling.. terus bialg enggak berubah? Helo.. kau bohongi aku waktu minta dukungan seletlah itu lu bilngnkita END… ustad..ustad.. demi dunia saudara kau tinggalkan 🤣😂🤣

  6. Alhamdulillah …..
    Terimakasih atas kerjasamanya mewakili aspirasi kami selama ini.
    Sudah saatnya kita berpisah karena aspirasi kita sudah berbeda