Anonymous Indonesia Kembali Beberkan ‘Update’ Terbaru Soal Fufufafa

eramuslim.com — Pembahasan terkait akun Fufufafa beberapa waktu terakhir tampaknya masih tetap hangat.

Semakin sering dibantah oleh pihak yang dinilai pro penguasa, netizen justru semakin ramai memberikan bukti-bukti yang menguatkan dugaan bahwa akun Fufufafa adalah milik putra sulung Jokowi.

Tampak akun Anonymous Indonesia di X @YourAnonId_ kembali membagikan temuan terbarunya terkait Fufufafa.

“Akun Fufufafa telah diubah, tetapi jejaknya tidak bisa disembunyikan. Kami punya bukti kuat, termasuk foto data pencalonan Gibran sebagai Wali Kota Solo, yang membuktikan akun ini dulu menggunakan nomor Gibran,” tulis akun tersebut sembari membagikan foto data Gibran, dikutip Selasa (24/9/2024).

“Buzzer yang mencoba menutupi fakta ini hanya menambah kebohongan. Kebenaran tidak bisa ditutupi. Kami akan memastikan semua orang mengetahuinya,” tambah Anonymous di kolom komentar cuitannya.

“Jadi kronologisnya:
-youranonid nemu no hp gibran dari artikel kumparan,no hp dishare ke x
-netizen coba recovery password akun kaskus pake no hp gibran
-muncul lah akun fufufafa beserta email chillipari
-dari no hp, netizen coba trf ke gopay, muncul nama gibran rakabuming,” ujar akun @kiqi01 yang kemudian dikoreksi oleh Anonymous bahwa data tersebut diperolah dari simcard dan website Disdukcapil.

“Wkwkwk mamam tuh gara2 menteri kalian yang ga bisa kerja data gibran bocor gitu aja
@kemkominfo,” sindir lainnya.

Sementara itu pakar IT, Mr Bert yang sering membagikan konten edukasi terkait sistem perbankan juga membuat video yang membuktikan bahwa ada nama Gi***n dari nomor yang terkait dengan Fufufafa.

“Ini pakar IT, Mr. Bert yg sering kasih edukasi ttg sist IT Perbankan. Sdh ga bs dibantah. Fuckfuckfafa 😜🤣,” tulis akun @syahirularif sembari membagikan video tersebut.

Sebelumnya, Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, menyoroti serius dugaan keterkaitan Gibran Rakabuming Raka dengan akun anonim “Fufufafa” yang ramai diperbincangkan.

Feri menekankan bahwa kebohongan yang dilakukan oleh warga negara biasa masih bisa diklarifikasi, namun apabila kebohongan dilakukan oleh penyelenggara utama negara, dampaknya jauh lebih besar.

“Bohongnya warga negara masih bisa diklarifikasi, tapi kebohongan penyelanggara utama negara tidak bisa,” ujar Feri dikutip dari video unggahan akun @AnKiiim (23/9/2024).

“Karena pesawat negara yang dia akan bawa, bagaimana kita tidak sensitif soal ini?,” tambahnya.

Feri juga membandingkan sikap seorang mahasiswa atau anak muda yang kelepasan bicara dengan seorang pemimpin negara.

“Kalau kemudian ada mahasiswa, anak muda, kelepasan ngomong, yah bisa dimaklumi,” Feri menuturkan.

Kasus akun “Fufufafa” ini semakin menarik perhatian dari sisi moralitas pejabat publik.

“Tetapi, kalau kepala negara salah bicara, tidak bermoral segala macam, yah masalah,” sebutnya.

Feri menilai, jika benar akun tersebut terbukti milik Gibran dan ia menolak mengakui kepemilikannya, maka akan menimbulkan pertanyaan besar terkait integritasnya.

“Menurut saya, kasus Fufufafa ini yang menarik secara moral adalah yang mengatakan, silakan tanya kepada yang punya akun,” lanjutnya.

Ia kemudian berandai-andai, jika apa yang diungkapkan Gibran di depan publik itu tidak benar, maka itu merupakan kesalahan besar.

“Kenapa pernyataan bohong itu dilakukan terbuka. Saya akan lebih menghormati kalau betul-betul mas Gibran mengatakan maaf saya saat itu masih sangat muda,” imbuhnya.

“Izinkan sebagai orang yang diamanahkan, saya minta maaf. Maklumi betapa mudanya saya ketika itu. Mungkin semua akan respect,” Feri mengikuti gaya bicara Gibran.

Feri juga mengingatkan bahwa menurut Undang-Undang, seorang Presiden atau Wakil Presiden harus bebas dari cacat etika dan moral, termasuk dalam pandangan agama dan masyarakat.

“Dalam UU disebutkan syarat seorang Presiden atau wakil Presiden tidak boleh cacat etika dan moral menurut agama, masyarakat, dll,” terangnya.

Jika ada pelanggaran etika serius, seperti kebohongan atau tindakan lain yang bertentangan dengan moralitas, bisa berujung pada impeachment.

“Bahkan disebutkan tidak boleh zina, apa yang dilarang secara etika, agama, masyarakat, jika itu terjadi ia bisa dipitch,” kata Feri.

Feri bilang, jika benar akun Fufufafa milik Gibran kemudian dia mengingkari, tapi terbukti secara hukum, maka akan menimbulkan polemik di Indonesia.

“Bagaimana kita punya wakil presiden yang berbohong di ratusan juta warga Indonesia. Anak-anak kecil kita, begini cara menjadi wakil presiden yang baik,” tandasnya. (sumber: fajar)

Beri Komentar

1 komentar

  1. Dari pernyataan pertama Menkominfo Budi Arie (mantan Ketum Projo) yang begitu KERAS dan KEUKEUH membela GR tanpa bisa menunjukkan bukti kuat bahwa fufufafa bukan milik GR, gw sudah yakin kalo akun itu milik GR (kagak perlu data-data yang akhirnya di Blejetin Ama netijen kita).
    Diam nya institusi penegak hukum dan juga TNI (di mana dua Jenderal Purnawirawan di HINA fufufafa) juga sudah membuat gw kepikiran ke arah sana.
    Bagaimana mungkin 300 an Juta Rakyat Indonesia memiliki wakil pres yang tidak memiliki KEJUJURAN….???
    Bahkan lebih KONYOL lagi, orang sekelas Prof. Jimly, meminta Masyarakat MELUPAKAN fufufafa….?! Rakyat biasa membuat unggahan hinaan, pelecehan, dan yg bikin gaduh, langsung di BURU dan di TANGKAP dalam hitungan jam karena UU ITE. Apa karena fufufafa milik anak Pres, kemudian Masyarakat di minta “MELUPAKAN”…???
    NAIF sekali Profesor Fufufafa ini….