Eramuslim.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang nyaris menyentuh angka 15 ribu, dianggap ekonom yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli baru fase awal ketidak stabilan rupiah. Ia bahkan menganggap kondisi perekonomian Indonesia saat ini justru lebih buruk dari pada saat pra-krisis 1998. Berikut wawancara DW Indonesia dengan Rizal Ramli:
DW: Apa faktor utama yang menyebabkan nilai rupiah melemah hingga mendekati 15.000 terhadap dolar AS?
Rizal ramli: Ya, beberapa hal yang menyebabkan situasi ini. Salah satunya adalah faktor internal, terutama karena Indonesia memiliki defisit yang terus berlanjut dalam neraca perdagangan. Saat ini neraca perdagangan minus 2 miliar dolar AS pada Juli 2018, Indonesia juga mengalami peningkatan defisit dalam transaksi berjalan minus 8 miliar dolar AS pada akhir kuartal kedua tahun ini. Indonesia juga memiliki neraca pembayaran negatif minus 4,31 miliar dolar AS dan perkiraan defisit dalam keseimbangan primer di APBN sebesar minus 6,2 miliar dolar AS untuk tahun ini. Jadi semua angka negatif ini dalam hal defisit, dalam neraca perdagangan, neraca pembayaran, keseimbangan primer membuat Indonesia sangat rentan terhadap perubahan apa pun pada faktor eksternal.