Maraknya berbagai pemikiran yang mengagungkan kebebasan dan sifat individualistik mengancam keutuhan keluarga. Oleh karena itu, diperlukan aksi bersama untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan dan kesakralan keluarga. Demikian disampaikan Anis Byarwati, Direktur Lembaga Kajian Ketahanan Keluarga Indonesia (LK3I), sebuah lembaga yang bergerak dalam kajian dan pelatihan untuk keluarga dan anak, pada The International Conference on Family of The Islamic World, yang berlangsung dua hari, 7–8 Mei 2011 di Bandung, Jawa Barat. Konferensi tersebut diselenggarakan oleh The Union NGOs of The Islamic World (UNIW) dan enam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia. UNIW adalah sebuah wadah berkumpulnya LSM-LSM dunia Islam yang didirikan sejak enam tahun lalu, dan beranggotakan sekitar 200 anggota dari 50 negara.
Lebih lanjut, Anis menjelaskan tentang pentingnya peran keluarga dalam membangun sebuah peradaban madani (civil society). Yaitu sebuah masyarakat yang memiliki nilai, institusi, dan pola pikir tentang kehidupan yang tidak berorientasi kebendaan tetapi memiliki hubungan erat dengan Sang Pencipta dan seimbang dalam semua sisi kehidupannya. Keluarga memiliki peran penting dalam membangun peradaban madani, kata Anis lagi dalam presentasinya dengan judul “Islamic Family Framework For Civilization Building”. Alasannya, keluarga bagaikan batu bata dalam susunan sebuah bangunan peradaban. Jika batu bata itu kokoh maka kokoh pula peradaban, begitu sebaliknya.
Dalam konferensi yang bertemakan “Strengthening the Family Institution toward Civil Society” tersebut, Anis juga menguraikan dua upaya penting untuk menguatkan keluarga. Pertama, melakukan penyadaran masyarakat secara masif tentang adanya upaya penghancuran institusi keluarga yang telah mendunia. Kedua, merancang dan mengimplementasikan berbagai program yang mengokohkan keluarga, seperti pelatihan, bimbingan, dan konsultasi.
Konferensi ini, dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat, KH. Ahmad Heriawan, Lc, dengan alunan angklung di Gedung Merdeka, jalan Asia Afrika. Dihadiri lebih dari 200 peserta dari 19 negara yang mewakili NGO lokal dan internasional, anggota UNIW, publik figur, dan pakar, termasuk peneliti. Konferensi ini menampilkan dua pembicara kunci (keynote Speaker). Yaitu DR. Aysen Gurcan dari Family and Social Research (ASAGEM), Turki dan DR. Hertomo Heru, mewakili Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Secara umum, konferensi itu membicarakan isu aktual tentang keluarga di dunia Islam. Hasil diskusi bermanfaat untuk menemukan solusi dari permasalahan utama keluarga sehingga terwujud masyarakat madani. Konferensi juga menjadi wadah bagi para pemerhati masalah ketahanan keluarga untuk membangun komunikasi dan kerjasama, termasuk studi bersama terkait ketahanan keluarga. Sebelum konferensi ini ditutup direncanakan akan dilakukan deklarasi bersama untuk mengokohkan keluarga. (Muhammad Hilal)