Hal itu terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Indobarometer yang dikelola oleh M.Qodari. Simak jejak digitalnya di sini : https://news.detik.com/berita/d-3453901/menteri-paling-memuaskan-versi-indo-barometer-susi-lukman-anies
Jokowi mungkin tak pernah membayangkan, Anies yang dicopotnya kemudian dirangkul oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera, seterunya pada Pilpres 2014 lalu. Anies didapuk berpasangan dengan Sandiaga Uno untuk bertanding melawan Agus Yudhoyono –Silvyana Murni dan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Syaiful Hidayat kolega sang Presiden di DKI Jakarta.
Tampilnya Anies di kontestasi politik Ibukota, seakan merusak rencana besar PDIP untuk mempertahankan tahta-nya di Jakarta. Anies seperti peluru tajam yang menghujam ke jantung pertahanan PDI Perjuangan (baca :Jokowi) dan koalisinya.
Meskipun Presiden Jokowi, sang petugas partai sering mempertontonkan kebersamaannya dengan Ahok, yang dinilai publik sebagai sinyal dukungan kepada mantan wakilnya di DKI Jakarta itu, tetapi tindakan itu tak mampu membendung kemenangan besar yang diraih Anies – Sandi pada 19 April 2017 lalu.
Kenapa Saya sebut kemenangan besar, karena banyak lembaga survey menduga Anies Sandi akan unggul hanya 3%, kenyataannya Anies Sandi 58% dan 42% sisanya Ahok Djarot.
Wajar jika kemudian masyarakat membangun persepsi bahwa “penjegalan” terhadap Anies Baswedan yang sudah tiga kali terjadi, tak lepas dari kekalahan PDI Perjuangan dan koalisinya di kontestasi politik DKI Jakarta.