Anies yang hadir mengenakan pakaian adat Bali berwarna hitam lengkap dengan penutup kepala khas juga menunjukkan sikap yang membuat para pembencinya makin tak mampu berkomentar. Ketika sambutannya belum lagi selesai, kumandang azan di dua masjid sekitar Pura terdengar. Anies lalu berkata, “Sebagai wujud toleransi, mari kita berhenti sejenak,” Ia lalu memberhentikan pidatonya. Anies kemudian melanjutkan pidato usai azan selesai.
Anies bukanlah orang yang pernah berteriak : Saya Pancasila, Saya NKRI !. Ia tak pernah banyak bicara soal toleransi. Anies punya banyak Interaksi yang menunjukkan siapa dia sesungguhnya, meresmikan gereja Ia tak keberatan, meresmikan Pura Ia pun mau. Melayat almarhum sahabatnya beretnis tionghoa pun dilakukannya. Bagi Saya, Anies adalah toleransi itu sendiri.
Buat Anda yang masih belum move on, membuat orang membenci Anies itu sederhana, cukup sebarkan kabar : Anies itu gubernur radikal, Anies itu intoleran, Anies itu Gubernurnya FPI. Tapi bersiaplah kecewa, karena setelah orang melihat apa yang dilakukan Anies terhadap berbagai umat beragama, maka tuduhan itu hanya akan tersebar sebagai kabar bohong (hoax), dan Anda mau jadi salah satu penyebar kabar bohong itu? (Alberto Habisuan/ts)