Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi

Ketua DPP PKS Bidang Kewanitaan, Ledia Hanifa menyatakan, kendati Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah mengalami penurunan, dari 450 (1990) per kelahiran hidup menjadi 307 per 100 ribu kelahiran hidup, namun kisaran itu terkategorikan masih sangat tinggi dibandingkan negara-negara lain.

Indikasinya, katanya, sesuai dengan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2003 disebutkan, setiap jam dua orang ibu mati karena melahirkan atau sekitar 38 orang ibu mati karena persalinan setiap harinya. Dan setiap tahun 13.778 ibu meninggal karena melahirkan.

"Komitmen menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah bentuk pasrtisipasi kami dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan," ujar Hanifa dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (19/12).

Dijelaskannya, AKI di Indonesia adalah 6 – 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam atau sekitar 75 kali lebih tinggi daripada negara negara maju.

Dengan demikian, AKI di Indonesia masih sangat tinggi. Penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah karena pendarahan, hipertensi selama kehamilan, infeksi, partus (persalinan) lama, anemia (51%) dan malnutrisi kronik/kurang gizi menahun (24%).

Menyadari kondisi kondisi tersebut, Bidang Kewanitaan DPP PKS dalam rangka memaknai hari ibu mengadakan berbagai macam kegiatan. Di antaranya adalah Sarasehan Hari Ibu, Kamis, (21/12) di Auditorium Langen Palikrama, Gedung Pegadaian, Jakarta Pusat dan aksi serentak di 852 Pos Wanita Keadilan (PWK) di seluruh Indonesia pada Sabtu (23/12).

Upaya ini bertujuan menggugah berbagai lapisan masyarakat, khususnya lapisan terbawah akan adanya persoalan besar terkait dengan kualitas hidup perempuan Indonesia, khususnya kaum ibu.

"Selamat Hari Ibu, Selamat Memperjuangkan Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak agar Indonesia menjadi bangsa yang kuat," imbuhnya. (dina)