Umat Islam di dunia diimbau untuk berziarah ke masjid Al Aqsha di Yurusalem yang masuk wilayah Israel. Kunjungan ini dimaksudkan agar umat Islam bisa mengingat peradaban Islam berupa Masjid Al Aqsha.
“Kunjungan ke Al Aqsha penting, untuk menunjukan eksistensi umat Islam, atas Masjid Alqsa yang bersejarah dalam peradaban Islam dan Palestina secara universal,” ujar Wakil Koordinator Viva Palestina Indonesia, Taufik Kadafik Namakule dalam keterangan persnya kepada INILAH.COM, Kamis (21/6/2012).
Menurutnya, saat ini banyak pihak khususnya dari kalangan ulama menilai kunjungan ke Al Aqsha yang berada di Yerusalem sama dengan mengakui pendudukan Israel atas kawasan tersebut. Hal ini menuai kontroversi bagi umat Islam, namun sebenarnya maksud dan tujuannya tidak seperti itu.
“Mengunjungi Al Aqsha, bukan berarti mengakui keberadaan Israel. Justru Israel selamanya tidak akan diakui,” tegas.
Taufik menegaskan, mengunjungi Al Aqsha bukan berarti mengakui pendudukan negeri Yahudi itu atas Yerusalem. Itu adalah dua hal yang berbeda, dan tidak bisa disimpulkan demikian.
Lebih lanjut, dia menambahkan, ada beberapa manfaat kunjungan umat Islam ke Al Aqsha di anatarnya. Manfaat pertama yakni untuk menegaskan kepada Israel bahwa Al Aqsha adalah milik umat Islam, bukan negara zionis itu.
“Kedua, karena Al Aqsha adalah milik umat Islam, dan merupakan masjid bersejarah dalam peradaban Islam, maka patut dikunjungi. Nama Masjid Al Aqsha, terdapat dalam Al Quran surah Al-Isra ayat 1,” paparnya.
Selain itu, kunjungan umat Islam ke Al Aqsha sekaligus bisa dimaknai sebagai bentuk dukungan kepada Palestina untuk mengusir kembali Israel dari negeri mereka. Manfaat lain mengunjungi Al Aqsha yang berada di Yerusalem Timur itu agar Umat Islam dapat mengetahui perkembangan pemukiman Yahudi yang merampas tanah-tanah milik warga Palestina.
Taufik melanjutkan, dengan mengunjungi Al Aqsha dapat menunjang pertumbahan ekonomi Negara Palestina, seperti contohnya, dengan kunjungan tersebut, umat Islam dapat membelanjakan uang kita di Palestina.
“Kami serukan umat Islam di dunia untuk mengunjungi Al Aqsha, sebagai bentuk dukungan kepada Palestina sebagaimana alasan kami tersebut. Tidak mengunjungi Al Aqsha atau melarang umat melakukan perjalanan ke Al Aqsha sama saja dengan menjauhkan diri kita dari saudara-saudara kita di Palestina. Sama saja dengan membiarkan Negara Yahudi itu menegaskan hegemoninya untuk Al Aqsha. Padahal Al Aqsha itu milik umat Islam,” ungkapnya.
Sebelumnya sudah banyak ulama-ulama kelas dunia yang mengharamkan umat Islam mengunjungi masjid Al-Aqsha di Yerusalem jika masih di bawah pendudukan Israel, karena hal itu sama saja mengakui eksistensi Israel menjajah Palestina. Sbagai umat Islam, tentu kita seharusnya lebih mendukung pernyataan jumhur ulama dalam hal ini.(fq/inilah)