Andi Arief: Ternyata Ada Dendam PDIP Terhadap SBY

Eramuslim.com – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto diminta tidak membenturkan dua figur mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Begitu ditegaskan politisi Partai Demokrat Andi Arief menyikapi pernyataan Hasto soal ucapan mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Ali.

Andi Arief: Ternyata Ada Dendam PDIP Terhadap SBY Sebagai Menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo

“Sebaiknya Sekjen PDIP Hasto Kristianto jangan membenturkan mantan Presiden Ibu Mega dan Pak SBY. Biarlah mereka berdua menjadi panutan bersama, sebagai yg pernah berjasa buat sejarah politik kita,” kata Andi di akun Twitter pribadinya, Rabu (17/1).

Sebelumnya, Hasto, menanggapi pernyataan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie soal Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang disebut kecolongan dua kali di Pilpres 2004.

Menurut Marzuki, eks Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) yang mengatakan bahwa Megawati kecolongan dua kali pada Pilpres 2004.

“Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored, Kamis (11/2).

Hasto menilai pernyataan SBY yang diucapkan Marzuki itu justru menunjukkan bahwa eks Ketua Umum Demokrat itulah yang menciptakan desain pencitraan seolah ia sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dizalimi Megawati yang masih menjabat sebagai Presiden kelima RI.

Saat itu, kata Hasto, berembus isu SBY merasa dizalimi Megawati sehingga ia memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam.

“Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah ‘kecolongan dua kali’ sebagai cermin moralitas tersebut,” kata Hasto dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2).

“Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizalimi oleh Bu Mega, ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan,” tutur Hasto.