Ancaman Eks GAM Inginkan Aceh Lepas dari NKRI, Bukan Main-Main

Ancaman eks Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tidak bisa diabaikan. Sebab, mereka kini tengah mempersiapkan referendum melalui partai GAM. Demikian Wakil Ketua Pembela Tanah Air (PETA) Syukur Kobath saat pertemuannya dengan Wakil Ketua DPR Soetardjo Soeryoguritno, di gedung DPR, Jakarta, Senin (16/07).

“Ini tidak main-main. Pemerintahan dan ekonomi sudah mereka kuasai. Target terakhir adalah menguasai legislatif untuk menuntut referendum atas nama rakyat aceh, ” papar Syukur.

Menurutnya, untuk mencapai target itu, eks GAM akan berupaya menguasai pemerintahan daerah (pemda). Dari 21 kabupaten, setidaknya sudah 10 kabupaten telah dikuasai oleh para eks GAM.

Selain itu, penguatan sektor militer juga nampaknya tengah digalang dengan masuknya persenjataan api ke wilayah Aceh. “Jelas bahwa ideologi mereka tidak terkikis habis oleh MoU Helsinski. Namun justru menguat dengan strategi baru, ” terangnya.

Selain itu, katanya, sektor ekonomi sudah dikuasai oleh para eks GAM melalui Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh (BRR) dan Badan Rekonsiliasi Aceh (BRA).

“Untuk proyek BRR dan BRA ada fee proyek 10 hingga 15 persen yang diminta untuk menyumbang partai lokal, tentunya untuk partai GAM yang mereka punya, ” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR dari FPDIP menyatakan, pihaknya akan membuat laporan ke presiden perihal hasil pertemuannya dengan Syukur Kobath dan akan melampirkan pernyataan mengenai kondisi Aceh yang sesungguhnya.

“Saya akan buat laporan ke presiden agar presiden mengerti masalah negara yang sesungguhnya dan tidak hanya mengikuti para penasehatnya di sini, ” tukasnya. (dina)