Ratusan warga negara Indonesia yang berada di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat (AS) telah mengungsi keluar dari kota tersebut untuk mengantisipasi terkena topan Gustav yang diperkirakan akan menyapu wilayah Pesisir Teluk awal pekan ini. Mereka merupakan bagian dari ribuan warga yang sejak Sabtu (30/8) telah meninggakan New Orleans.
Konsul Jenderal RI di Houston, Kria Fahmi Pasaribu, mengatakan para warga Indonesia itu telah menyebar ke berbagai wilayah, yaitu ke Houston, Oklahoma, Tennessee, North Carolina. "Ada juga yang tidak keluar dari Lousiana, tapi mereka telah mengungsi ke tempat-tempat yang aman, " kata Fahmi.
Menurut Konjen RI itu, total warga negara Indonesia yang tinggal di New Orleans berjumlah sekitar 100 orang. "Jumlah tersebut adalah mereka yang pernah melakukan lapor diri. Mungkin saja jumlahnya lebih dari 100 mengingat kadang-kadang ada juga warga kita yang tidak pernah lapor diri, " ujarnya.
Hingga kemarin, seperti diungkapkannya, warga Indonesia yang mengungsi ke Houston berjumlah sekitar 15 orang. Mereka menempuh perjalanan darat selama 12 jam dari New Orleans atau lebih lama dari waktu-waktu normal, yang biasanya hanya sekitar lima jam.
Menghadapi kedatangan para warga Indonesia yang mengungsi dari New Orleans, Fahmi mengungkapkan, tempat kediamannya maupun para staf KJRI sejak dua hari lalu disiapkan untuk menampung para pengungsi.
"Tapi selama ini memang belum ada yang mengungsi ke tempat kami, karena mereka sesampainya di Houston untuk sementara tinggal di rumah kerabat mereka, " ujar Fahmi saat berada dalam perjalanan menuju salah satu rumah warga Indonesia yang juga menawarkan diri menjadi tempat menampung pengungsi dari New Orleans.
Untuk memantau proses evakuasi warga Indonesia dari New Orleans, Fahmi mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Fitri Sudrajat, yang merupakan Ketua Indonesia-American Community Association yang berbasis di New Orleans.
"Besok Fitri dan kami akan berada di kantor (KJRI Houston, red) untuk memantau perkembangan situasi menyangkut warga Indonesia yang harus dievakuasi, " jelasnya.
Belum diketahui secara pasti, berapa lama warga Houston harus berada di pengungsian. Fahmi menjelaskan, hal itu tergantung kondisi alam, karena menurut ramalan, badai akan datang awal pekan. Sehingga mungkin mereka mengungsi selama empat sampai lima hari.
Tidak hanya terhadap badai Gustav, KJRI Houston juga bersiap-siap mengantispasi kemungkinan topan lain yang diramalkan akan melanda kawasan Florida (negara bagian di perbatasan antara Samudera Atlantik dan Teluk Meksiko) dalam pekan mendatang. Seperti diketahui, jumlah warga Indonesia yang berada di Florida diperkirakan mencapai 2.000 orang.
"Kami sudah mulai berkoordinasi untuk mengantisipasi kalau-kalau warga Indonesia juga akan mengungsi dari sana. Kami akan kirim staf ke sana (Florida, red) untuk membantu warga Indonesia mempersiapkan evakuasi, " imbuhnya. (novel/kcm)