eramuslim.com – Keringat membanjiri wajahnya. Prabowo Subianto tetap semangat menyusuri jalan sempit. Penuh sesak orang. Prabowo diajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke Pasar Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3).
Jokowi membeli baju koko sambil membagikan sejumlah bantuan ke pedagang. Prabowo membeli sebuah peci hitam seharga Rp150 ribu.
Sebelumnya, Jokowi mengajak Prabowo dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meninjau panen raya di persawahan, Kebumen.
Momen mesra Ganjar dan Prabowo pun viral. Spekulasi bermunculan. Pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai, momen tersebut menunjukkan Jokowi mendukung Prabowo dan Ganjar maju di Pemilu 2024.
“Kalau presiden maunya prioritas satu dukungnya ke Ganjar kali ya. Tapikan kalau Ganjar sendiri terlalu frontal. Jadi dibawa juga Pak Prabowo yang juga salah satu yang direkomendasikan oleh Pak Jokowi pasti,” ujar Hasan saat berbincang dengan merdeka.com Jumat (10/3).
Hasbi enggan berspekulasi tentang keinginan Jokowi menduetkan Prabowo dan Ganjar di Pemilu 2024. Menurut dia, yang jelas Jokowi ingin Prabowo dan Ganjar maju di pemilu tahun depan.
Hanya saja, Hasan Nasbi melihat, tak mungkin terjadi duet Ganjar capres dan Prabowo cawapresnya. enurut dia, lebih pas apabila Prabowo Capres sementara Ganjar sebagai Cawapres.
Hasan menjelaskan, hingga hari ini tiket capres untuk Ganjar Pranowo saja belum jelas. Sementara Prabowo, sudah memiliki tiket capres. Tinggal memilih cawapres saja.
“Kalau dari sisi elektabilitas, Ganjar hanya unggul dikit dari Pak Prabowo. Kalau dikejar serius, dengan Pak Prabowo keliling Indonesia seperti Ganjar yang lari pagi di seluruh provinsi, bisa menyalip Ganjar. Lalu dari sisi tiket, Pak Prabowo juga lebih pasti,” ujar Hasan.
Hasan menganalisis, Prabowo adalah ketua umum partai politik. Ditambah, memiliki elektabilitas yang cukup untuk bertarung di Pemilu 2024. Terlebih, sudah mengantongi tiket capres dengan koalisi Gerindra-PKB. “Ini kesempatan, mungkin ini kesempatan emas Pak Prabowo bisa jadi presiden,” tegas dia.
Di sisi lain, kata Hasan, Ganjar masih pusing memikirkan tiket capres. Dia bahkan tak melihat, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri akan memberikan tiket capres PDIP kepada Ganjar Pranowo.
“Saya tanya, apa Ibu Mega sudah berikan nama tiket kepada Ganjar? Kan bukan Pak Jokowi yang berikan tiket capres. Tapi diberikan oleh parpol PDIP, di tangan ibu Mega. Saya enggak lihat Bu Mega beri kode dan tanda-tanda akan kasih tiket ke Ganjar,” jelas dia.
Bicara data survei, Hasan menegaskan, memang saat ini Ganjar tertinggi dibandingkan Prabowo. Namun, tidak terpaut jauh ketimbang Ganjar Pranowo yang dianggapnya sudah mulai ‘genit’.
Hasan juga tak setuju yang menganggap survei Prabowo Subianto turun. Menurut dia, setiap jelang pemilu, memang survei Prabowo berkisaran 25 persenan.
“Coba lihat Pak Prabowo ada enggak genit-genit di lapangan, ada enggak caper, joget-joget, lari pagi, nyapa orang. Dia diam saja sudah punya modal 25 sampai 28 persen,” tegas Hasan lagi.
Menurut Hasan, begitu Prabowo mulai melakukan sosialisasi sebagai Capres, angkanya akan mendulang tinggi. Sehingga dia tak setuju analisa elektabilitas Prabowo sudah mulai turun dan sulit untuk naik lagi.
Dia juga merasa, anggapan rakyat sudah bosan dengan Prabowo tidak berdasar. Sebab, faktanya dari tiap pemilu ke pemilu, angka perolehan Prabowo di atas 40 persen. Bahkan, ketika melawan Jokowi yang dianggap sangat kuat. “Begitu sudah definitif (Capres), pengalaman kita, 45 persen dan Ganjar enggak sekuat Pak Jokowi,” tutur Hasan lagi.
Hasan menilai, lebih pas jika Prabowo-Ganjar di Pemilu 2024. Namun, apabila keduanya memang berpasangan. Dia melihat peluang Ganjar melawan dengan Prabowo juga sangat terbuka lebar. Tapi bicara tiket capres, Prabowo jauh lebih besar peluang maju ketimbang Ganjar.
“Kalau Ganjar jangankan mikir capres, mikir tiket saja pusing kan. Apalagi mikirin cawapres. Kalau menurut saya sekarang Pak Prabowo punya tiket, tinggal mikirin cawapres,” katanya.
Berbeda dengan Hasa, Peneliti Saiful Mujani & Research Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai, Ganjar lebih berpeluang menjadi capresnya ketimbang Prabowo. Alasannya, elektabilitas Ganjar sejauh ini lebih tinggi dari pada Prabowo.
“Jika pasangan ini terwujud, Ganjar memiliki peluang lebih besar untuk menjadi calon presiden. Pertama, pasangan Capres Cawapres diharapkan memenangkan Pilpres. Dibanding Prabowo, Ganjar lebih berpeluang mendatangkan kemenangan. Elektabilitas Ganjar sejauh ini lebih besar dibanding Prabowo,” kata dia saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/3).
Menurutnya, dukungan kepada Ganjar dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Sementara, Prabowo cenderung menurun.
“Dalam dua tahun terakhir, dukungan publik pada Ganjar secara konsisten terus meningkat, sementara dukungan pada Prabowo cenderung menurun,” terangnya.
Saidiman melanjutkan, dari sisi partai, PDIP masih lebih unggul dibanding Gerindra. Maka, PDIP sangat masuk akal jika mengusung kadernya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
“Sangat realistis jika partai terbesar mengusung kadernya menjadi Capres dibanding Cawapres,” pungkasnya.