Analisis Drone Emprit: Kebanyakan Pendukung Prabowo Diduga Bot

Eramuslim.com -Media sosial tiba-tiba diramaikan dengan sejumlah panggilan unik atau julukan untuk para calon presiden pada Pilpres 2024. Siapa yang meramaikannya?

Analisis Drone Emprit mengungkap julukan yang ramai dibicarakan selama periode itu adalah ‘Abah Owl/Online’ yang ditujukan kepada capres nomor urut 1 dan ‘AyahBowo’ yang disematkan ke capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Dua julukan ini merupakan positive calling yang ramai di media X, yang dulu bernama Twitter, selama periode periode 24 Desember 2023-11 Januari 2024 tersebut.

Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit mengatakan pada analisis ini pihaknya tidak menyertakan julukan ‘Wan Angin-Den Wadas’ yang ditujukan untuk capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, karena berkonotasi negatif.

Ia mengatakan dalam analisis ini pihaknya berangkat dari dua pertanyaan utama, yakni ‘bagaimana pola interaksi atau engagement dari Abah Owl/Online, dan AyahBowo?’ serta ‘Mana yang lebih natural dan yang artificial?’

Dari hasil analisis Drone Emprit terungkap bahwa panggilan ‘Abah’ terlihat lebih banyak ciri-ciri percakapan alami dengan keterlibatan yang konsisten, distribusi pengikut yang lebih dapat dipercaya, dan basis pengguna yang terkonsentrasi secara geografis.

“Di sisi lain, “AyahBowo” menunjukkan tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan adanya aktivitas bot atau pola percakapan yang tidak alami,” kata Ismail dalam cuitannya di X, Ahad (14/1/2024).

“Seperti tingkat interaksi yang rendah, jumlah tinggi cuitan dari akun dengan pengikut sangat sedikit, dan basis pengguna yang tidak biasa tersebar secara internasional,” lanjut dia dikutip CNN Indonesia.

Akhir tahun 2023, Anies mulai rajin siaran langsung atau live di TikTok. Rutinitas ini kemudian mendapat perhatian dari Gen Z dan kalangan K-popers. Live TikTok perdana Anies pada Kamis, 28 Desember 2023 dan langsung.

Setelah live TikTok dan mendapat perhatian banyak orang, khususnya dari Gen Z, Anies kemudian mendapat banyak julukan, termasuk Abah Owl. Sosok Anies saat live TikTok dinilai sangat menggambarkan sosok ayah.

Lalu, kenapa owl? Ikon owl atau burung hantu merupakan simbol kecerdasan, kebijaksanaan, dan pendidikan. Para warganet menganggap Anies sebagai pribadi yang cerdas dan bijaksana, karena selama live TikTok kerap menampung curhatan dari para Gen Z.

“Sebutan ‘Abah’ mulai mendapat perhatian di Twitter sekitar tanggal 30 Desember 2023, dengan puncak interaksi terjadi sekitar 2 Januari 2024. Tren kemunculannya menunjukkan suatu pola yang menyerupai lonjakan alami, di mana terdapat peningkatan bertahap yang diikuti dengan penurunan yang juga bertahap,” kata Ismail.

Munculnya ‘AyahBowo’

Di sisi lain, sebutan ‘AyahBowo’ memiliki pola kemunculan yang berbeda, dengan tren yang lebih datar dan terlihat memiliki fluktuasi yang kurang alami. Meskipun ada peningkatan sebutan yang terjadi sekitar tanggal yang sama dengan ‘Abah’, puncaknya tidak setinggi ‘Abah’ dan terjadi penurunan yang sangat tajam setelah tanggal 9 Januari 2024.

Ismail mengatakan peta percakapan tentang AyahBowo menunjukkan ada 6-10 akun yang mendapat retweet tinggi dari total 8 ribu keseluruhan akun yang turut dalam percakapan.

“Dari peta Social Network Analysis (SNA) gabungan ini tampak bahwa percakapan tentang AyahBowo tidak mendapat interaksi atau engagement dari kelompok pengguna dari klaster yang bercakapan tentang Capres 02, baik dari sub klaster Pro Prabowo, Media, apalagi dari Pro Anies, Pro Ganjar, dan Netral. Meski demikian, ada interaksi lemah dengan beberapa pengguna dari sub klaster Pro Prabowo,” ujar Ismail kepada CNN Indonesia.

“Ini memperlihatkan bahwa topik AyahBowo ini sifatnya eksklusif dari kelompok akun yang mengangkat nama ini. Kelompok akun yang natural yang bercakapan tentang Capres 02 tidak tahu atau tidak terlibat dalam percakapannya,” sambungnya.

Peta Social Network Analysis (SNA) percakapan diambil untuk sampel periode 30-31 Desember 2023, untuk mengetahui pada saat awal kemunculannya apakah natural atau tidak.

Tingkat interaksi

Ismail menjelaskan ada perbedaan signifikan dalam hal tingkat interaksi dari julukan ‘Abah’ dan ‘Ayah Bowo’. Misalnya, untuk ‘Abah’, setiap cuitan rata-rata mendapat 10 interaksi (reply, retweet), dan selalu ramai percakapan sepanjang periode.

Sementara, tingkat interaksi ‘AyahBowo sangat rendah, sebesar 0,58, yang berarti lebih banyak postingan awal dibandingkan dengan interaksinya. Bahkan tanggal 11 Januari sebagian besar cuitan yang tidak mendapat interaksi, “yang merupakan indikasi cuitan tidak natural.”

Selain itu, menurut Ismail, cuitan terkait ‘Abah’ oleh pengguna dengan follower kurang dari 25 akun sebanyak 24 persen, dan di atas 51 akun sebanyak 63 persen. Ini artinya postur percakapan lebih banyak oleh akun yang followernya tinggi.

Sedangkan, cuitan mengenai ‘AyahBowo’ paling banyak dibuat oleh pengguna dengan follower kurang dari 25 akun, sebesar 75 persen. “Ini salah satu indikasi percakapan yang tidak natural, karena akun dengan follower kecil merupakan indikasi adanya akun yang baru dibuat atau akun yang kurang interaksi dengan akun natural,” ujarnya.

Dari analisis ini Fahmi berkesimpulan AyahBowo menunjukkan tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan adanya aktivitas bot atau pola percakapan yang tidak alami.

Untuk diketahui, bot adalah robot digital yang bisa diprogram dengan berbagai perintah untuk menjalankan serangkaian pekerjaan atau instruksi yang diberikan oleh pengguna.

Buzzer umumnya menggunakan bot untuk mengerjakan tugas berulang. Bot mampu melakukan pekerjaan tersebut dengan lebih akurat dan efisien daripada manusia.

(Hidayatullah)

Beri Komentar