Mantan Ketua MPR Amin Rais mendesak DPR untuk mempersoalkan eksploitasi berbagai pertambangan di tanah air. Pasalnya, hal itu telah merugikan negara triliunan rupiah dan sarat korupsi.
"Saya sependapat dengan Mas Alvien, dan saya pernah bertemu dengan teman Golkar, juga PAN, silahkan DPR dengan berbagai fraksinya menyoroti eksploitasi berbagai pertambangan, karena korupsi sejati ada di pengelolaan pertambangan yang sangat besar. Korupsi lain hanya ecek-ecek saja, kecuali kasus BLBI," ujarnya di Jakarta, Senin (16/1/2006)
Karena itu, Amin berharap DPR harus segera mengangkat kasus PT Freeport Mc Morran, Explorasi minyak Tangguh, Papua dan PT Newmont. "Kita tahu PT Freeport Mc Morran menghancurkan ekologi 200 km persegi, berapa lama untuk memperbaiki lingkungan yang rusak itu, kita juga tidak tahu berapa ton emas, perak dan tembaga diangkut ke luar negeri," kata Amin.
"Sudah menjadi rahasia umum, sebelum kontrak Freeport selesai delapan tahun mendatang, sudah diperbaharui menjadi 30 tahun lagi. Kalau hanya sekadar sikap oposisi kepada SBY-Kalla itu kecil sekali."
Ia menambahkan, "Tolong dibongkar Gas Tangguh, karena Blok Tangguh ini dikontrakkan kepada perusahaan milik RRC selama 30 tahun, tapi harganya dipatok flat sekitar 2,66 dolar/MMCU."
Padahal sekarang ini, dituturkan Ketua MPP PAN itu, harga internasional sudah mencapai 9 dollar/MMCU. Jadi bisa dibayangkan berapa ratus triliun kerugian negara selama 30 tahun.
"Jangan lupa 56% penerbangan nasional sahamnya sudah dimiliki asing, PT Semen Cibinong [Semen Tiga roda] saham mayoritasnya sudah dipegang perusahaan Jerman, begitu juga dengan PT Semen Padang dan PT Semen Gresik tidak lama lagi akan jatuh ke Cemex [Cemen Mexico], kemudian sekarang SPBU sudah masuk Petronas dan Shell," tandasnya. (dina)