Amien Rais: Politik Luar Negeri Indonesia Ambigu

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais menyatakan, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK) tidak perlu membantah dengan berbagai alasan setelah ikut mendukung dan menyetujui Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memberi sanksi pada Iran karena melakukan pengayaan uranium.

"Pemerintah tidak usah berkilah dengan argumentasi segala macam karena pada kenyataannya pemerintah sudah mendukung, menentang pengayaan uranium Iran itu, titik, " ujar Amien kepada para wartawan saat menghadiri peluncuran buku "Freeport: Bagaimana Pertambangan Emas dan Tembaga Raksasa ’menjajah’ Indonesia" di Ruang GBHN, DPR, Rabu (28/3).

Dijelaskannya, politik luar negeri Indonesia sesungguhnya belum bebas aktif, tapi masih di bawah tekanan Amerika Serikat (AS). "Kita tidak pandai mengambil pelajaran dari masa lalu, " katanya.

Akibat politik Indonesia yang ambigu terhadap negara-negara Timur Tengah, terang Amien, mereka kemudian juga tak simpati dengan kita di dunia internasional.

"Dulu, Indonesia juga paling akhir mendukung PLO (Organisasi Pembebasan Palestina). Padahal, Manila, Kuala Lumpur sudah menerima. Akibatnya menjadi sangat jauh, negara Arab tidak mau memberi dukungan Indonesia ketika kita mencoba menghilangkan agenda Timtim dari sidang Tahunan PBB karena saat itu negara Arab seluruhnya abstain, " urai Guru Besar Ilmu Politik UGM, Yogyakarta.

Ia menambahkan, dengan menyetujui Resolusi 1747, pemerintah juga mencederai posisi Indonesia sebagai salah satu negara dunia ketiga dan negara Muslim, sekaligus menegaskan bahwa dalam banyak hal pemerintah berada di gerbong Amerika. (dina)