Meski banyak kalangan yang berpendapat bahwa laboratorium medis milik Angkatan Laut Amerika Serikat (Naval Medical Research Unit-2/NAMRU-2) perlu angkat kaki dari Indonesia, ada kalangan yang menganggap NAMRU diperlukan Untuk hal yang satu ini, Anggota Komisi I DPR Ali Mochtar Ngabalin menegaskan, apabila ada orang yang menganggap NAMRU masih dibutuhkan ataupun diperlukan dapat dipastikan yang bicara itu adalah kaki tangan AS.
"Saya pastikan bahwa mereka adalah kaki tangan Amerika laknatullah, baik yang bicara mewakili DPR, Komisi I, atau tempat lainnya, kalau mereka menyebutkan NAMRU masih dibutuhkan dan diperlukan perluasan perbahasan, " katanya dalam diskusi bertajuk "NAMRU-2 Lab Tentara AS Di Jantung Jakarta", di Gedung YTKI, Jakarta, Senin (23/6).
Menurutnya, dalam rapat dengar pendapat dengan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda yang digelar hari ini, dapat dipastikan bahwa hasil pembahasan interdepartemen soal NAMRU jawaban akhirnya hanya satu, yakni apakah departemen terkait masih membutuhkan atau tidak. Dan diberbagai kesempatan Menteri Kesehatan sudah menegaskan tidak membutuhkan NAMRU-2.
"Itulah sebabnya tidak ada kunci lain, kecuali NAMRU harus diusir keluar dan tidak boleh lagi tinggal di tempat kita. Karena mereka yang mendesain jamaah Islamiyah, dan mendesain seluruh inisial serta pilihan-pilihan kata yang disebut parlemen ekstrimis, dan sebagainya, " tegas Politisi Partai Bulan Bintang itu.
Dalam kesempatan itu, Ali Mochtar juga mengungkapkan, dugaan peredaran uang-uang gelap dari AS dalam parlemen Indonesia, untuk menyogok anggota parlemen agar berpihak pada kebijakan mereka.
Karena itu, melalui Menteri Luar Negeri, Ia meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.
"Sudah cukup rakyat kita menderita, karena terlalu banyak yang AS perbuat dinegeri ini, termasuk mempengaruhi orang di sekitar dengan cara memberi saran-saran atau kemudian menusuknya dari belakang, " pungkasnya.(novel)