Al-Qur’an Braille Cetakan Indonesia

Diah Rahmawati, salah seorang penyandang tunanetra, merasa sangat bersyukur, “Terimakasih ya Allah, kini saya dapat membaca al-Qur’an dengan sistem Braille. ” Kantor Berita Reuters menurunkan laporan tentang percetakan Qur’an Braille di Indonesia pada tanggal 8 Oktober 2007.

Adalah Raudlatul Makfufin, sebuah yayasan yang mengelola Boarding School khusus penyandang tunanetra dan satu-satunya tempat dicetaknya Qur’an huruf Braille di Indonesia, yang menciptakan terobosan ini.

Sebagai negeri mayoritas Muslim terbesar di dunia dengan sekira 2, 5 juta penyandang cacat tunanetra, dengan sendirinya memerlukan sebuah kitab suci al-Qur’an yang bisa dipelajari dan dibaca oleh mereka yang kurang beruntung tersebut. Hal ini disadari oleh pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin yang segera bekerja secara intensif agar bisa mencetak Qur’an dengan mempergunakan sistem huruf Braille agar bisa pula dibaca oleh kalangan tuna netra.

Atas hasil kerja keras dan ikhtiar yang tidak mengenal lelah, akhirnya yayasan ini bisa mencetak Qur’an Braille. Tiap lembar halaman Qur’an khusus ini dicetak secara khusus dengan sistem Braille dan kemudian disusun dan dijild dengan cara yang unik pula. Setelah melewati quality-control yang ketat, baru Qur’an-Qur’an khusus tersebut dibagikan secara gratis kepada yang membutuhkan. Kini, tiap harinya Raudlatul Makfufin sanggup mencetak sekira 90 Qur’an Braille.

Salah seorang pengurus yayasan mengatakan bahwa untuk mencetak sebuah Qur’an Braille dibutuhkan dana lebih kurang 1, 2 juta rupiah. Namun karena mayoritas penyandang cacat netra di Indonesia berasal dari kalangan kurang mampu, maka yayasan ini membagikannya secara gratis.

Pimpinan Yayasan raudlatul Makfufin, Nur Kholiq, mengatakan, “Alhamdulillah, kami bisa turut menyumbangkan tenaga dan segala yang kami miliki demi penyebaran dakwah Islam di Indonesia ini dengan cara mencetak Qur’an Braille. ” (Rizki/Iol)