Al-Qaradhawi Minta Indonesia Jadi Mediator Konflik di Timteng

Di depan ribuan umat Islam seusai salat Jumat di Masjid istiqlal Jakarta, Jumat (12/1), ulama dunia asal Mesir, Syaikh Dr. Yusuf Qaradhawi meminta Indonesia menjadi mediator untuk mengatasi konflik di Timur Tengah.

Ia yakin Indonesia mampu menjadi mediator tersebut, karena dalam sejarahnya, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar banyak berperan aktif untuk perdamaian di dunia.

“Indonesia dengan umat muslim terbesar di dunia dan kokoh ukhuwah Islamiyahnya dan kebangsaannya, kami yakin Indonesia mampu menjadi mediasi untuk perdamaian di Timur Tengah, ” ujar Qaradhawi yang disambut jamaah dengan pekikan Allahu Akbar…. Allahu Akbar…. Allahu Akbar.

Dalam kesempatan itu, ia bangga dengan umat Islam dan bangsa Indonesia yang sejak dulu sampai hari ini mengalami kemajuan dan kebangkitan luar biasa, khususnya dalam persatuan dan ukhuwah Islamiyah yang tidak tergoyahkan dibanding dunia-dunia lain.

"Itulah yang sesungguhnya sebagai wajah Islam rahmatan lil alamian. Sebagaimana ditegaskan Nabi, kita harus bersikap lemah-lembut bukan dengan kasar dan keras kepala apalagi pertumpahan darah, karena sikap-sikap ini justru akan menjadikan mereka lari dan membenci umat Islam."

Menurutnya, dalam menyampaikan Islam tidak boleh ada pertumpahan darah di mana dan kapan pun jika umat Islam meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Sebutlah perang Uhud, Khandaq, Badar, dan lain-lain meski Muhammad ketika itu mampu membunuh seluruh musuh-musuhnya, tapi beliau justru memberikan maaf bahwa tidak boleh ada pertumpahan darah sedikitpun.

"Karena itu orang-orang kafir ketika itu diminta pulang oleh Nabi Muhammad, ” ujar Yusuf Al-Qaradhawi dengan semangat.

Yusuf Qaradhawi sangat prihatin dengan pertumpahan darah yang terjadi Irak di mana kaum muslim Syiah dan Sunni saling menyerang dan membunuh. Demikian pula di Palestina antara Hamas dan Fatah, keduanya saling membunuh dan menembak.

“Itu sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Mengapa mereka tidak sadar jika yang terbunuh itu saudaranya sendiri dan bangsanya sendiri. Bukankah yang lebih penting itu adalah kekompakan dan persatuan umat Islam untuk menghadapi musuh-musuh dari luar?” kata Yusuf dengan meneteskan air mata.

Oleh sebab itu dia sangat berharap Indonesia bisa membantu mendamaikan konflik umat Islam di Timur Tengah, Kashmir, Somalia, Moro-Filipina, dan negara yang lain. Katanya, ”Saya bangga dan saya kagum pada umat Islam yang kompak dan kokoh dalam menjaga persatuan dan kesatuan umatnya. Ini harus dipertahankan sampai kapanpun dan jangan sampai ada kelompok-kelompok yang berusaha memecah-belah ukhuwah Islamiyah umat Islam Indonesia.”

Keutuhan umat Islam, katanya, sebagaimana anjuran Al-Quran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW, di mana umat Islam itu ibarat satu bangunan yang kokoh, jika ada salah satu bagian yang dirusak maka akan terganggu dan terusik semuanya. Selain membunuh saudara maupun orang lain tanpa alasan yang haq dosanya sangat besar dan sama artinya membunuh seluruh umat Islam. Karena itu dia sangat menekankan agar umat Islam bersatu sebagaimana bersatunya umat Islam di Indonesia.

Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Agama RI. HM. Maftuh Basyuni, Dirjen Bimas Islam Dr. Nasaruddin Umar, Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, anggota DPD RI asal Jatim KH. A. Mujib Imron, KH. Thontowi Anwar Musaddad, dan lain-lain. (dina)