Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi memuji penerapan demokrasi yang sudah berjalan di Indonesia. Menurutnya, pelaksanaan demokrasi tersebut yang dibuktikan dengan menghormati prinsip-prinsip perbedaan dan kebebasan telah diterapkan oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama Islam.
"Ini sangat membanggakan dan sebagai bukti bahwa Islam dan demokrasi bukan dua hal yang harus dipertentangkan, "ujar Syeikhyang disampaikan oleh Ketua MPRRI Hidayat Nur Wahid usai mengadakan pertemuan tertutup, di Ruang Kerja Lantai 9, Gedung MPR RI, Jakarta, Selasa (9/01).
Dalam kesempatan itu, Al-Qaradhawi merasa optimis dengan keunggulan itu, Indonesia mampu menghadapi krisis yang sedang dialami. Dirinya berharap penerapan demokrasi yang berkeadilan di Indonesia itu bisa ditularkan pada negara-negara Timur Tengah, di mana penerapan demokrasi bukan hanya sekedar dimaknai dengan berbagai kebohongan publik dan manipulasi.
Beliau mencontohkan, bentuk penerapan demokrasi yang salah itu terjadi di Irak, yang kemudian berakhir dengan proses eksekusi terhadap Saddam Husein. Meski demikian beliau menyatakan bukan pendukung Saddam Husein.
Al-Qaradhawi menyesalkan pelaksanaan eksekusi yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha, dan itu berarti tidak menghormati umat Islam.
"Itu tidak menghormati umat Islam, meski ada seseorang beragama Islam yang mempunyai kesalahan apapun bentuknya, harusnya pelaksanaan hukuman itu bisa sebelumnya atau menundanya, "jelasnya. (novel)