Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khathath dalam orasi di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta, selepas sholat Jum’at siang ini (6/6) mengaku geram melihat ada spanduk di sebuah jembatan penyeberangan yang berbunyi: Kami Mendukung Pemberantasan Preman Berjubah! Di bawahnya tertulis “Pemuda Demokrat”.
“Ini bentuk penghinaan terhadap ulama. Dalam Islam ulama itu harus dihormati karena seluruh hidupnya dipergunakan untuk memperjaungan Islam. Spanduk itu sangat provokatif. Saya takut nanti akan menimbulkan kemarahan umat Islam!” tegasnya seraya disambut pekikan Allahu Akbar!
Al-Khathath mendesak aparat keamanan agar sesegera mungkin mencopot spanduk-spanduk senada yang sudah terlihat di beberapa tempat, agar umat Islam tidak terpancing untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Al-Khathath, spanduk itu jelas-jelas ditujukan kepada Habib Rizieq yang kesehariannya memang selalu mengenakan jubah. Sedangkan istilah ‘preman berjubah’ berasal dari kalangan dunia maksiat dan pengikut iblis yang memang selama ini tidak senang kepada FPI karena tempatnya mengumbar syahwat sering diobrak-abrik FPI. Jika demikian, maka orang-orang yang memasang spanduk itu bisa jadi memang para penggemar kemaksiatan. (rz)