Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi mengungkapkan, Masjid Al-Aqsha dan kawasan Palestina akan bebas dari penjajahan dalam waktu dekat ini, mengingat banyaknya dukungan kaum muslimin seluruh dunia.
Dalam pidato tertulis dibacakan Arif Hizbulah pada Tabligh Akbar "Bebaskan Al-Aqsha Milik Muslimin" yang diselenggarakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid Agung Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Ahad (13/7).
Menurutnya, walaupun Palestina selama 60 tahun ini dalam pejajahan, namun tidak akan melemah apalagi jatuh ke tangan musuh. Hal ini karena sesuai janji Allah yang akan memenangkan orang-orang beriman yang mau berjuang, sebagaimana terdapat dalam surah Ash-Shaffat ayat 171-175.
"Kelemahan tidak akan terjadi selama-lamanya, dan kekuatan tidak akan terjadi selamanya-lamanya, " tandas Mehdawi.
Ia menyebutkan, kekuatan dahsyat yang diklaim penjajah pada dasarnya hanya untuk menyebarkan rasa putus asa di hati orang-orang beriman. Untuk itu, Dubes Palestina meminta segenap potesi kaum muslimin menajamkan cita-cita, menjalankan niat dan meneguhkan keyakinan, untuk memastikan kemenangan.
Dubes mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan, "Akan selalu ada segolongan dari umatku yang berperang di pintu Damaskus dan sekitarnya serta di pintu Baitul Maqdis dan sekitarnya. Tidak membahayakan orang yang menghinakannya, dan mereka selalu menampakkan diri di atas kebenaran sampai hari kiamat."
Dubes Palestina Mehdawi tidak hadir karena mengikuti pertemuan New Asian African Strategic Partnership di Jakarta.
Sementara itu, Imam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) H. Muhyiddin Hamidy dalam tausiyahnya menyampaikan, Al-Aqsha adalah masjid yang dimuliakan Allah, kiblat pertama, dan milik kaum muslimin seluruh dunia.
"Kita harus yakin, Al-Aqsha milik kaum muslimin, pasti akan kembali ke pangkuan muslimin secepatnya, " ujarnya.
Deklarasi Pembebasan Al-Aqsha
Sebelumnya, Sekitar 2.000 umat Islam mengikuti “Longmarch Bebaskan Al-Aqsha Palestina” berjarak 17 km pada Sabtu (12/7) tengah malam di Wonigiri, Jawa Tengah, membubuhkan tanda tangan “Deklarasi Wonogiri untuk Pembebasan Al-Aqsha”.
Deklarasi ditulis di atas spanduk putih berukuran 1, 5 m x 6 m, bertuliskan “Dengan niat memenuhi perintah Allah memuliakan Masjid Al-Aqsha kiblat pertama, negeri para nabi, dan tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad, yang sekarang dijajah Zionis Israel, maka kami siap berjihad membebaskan Masjid Al-Aqsha untuk dikembalikan ke pangkuan muslimin”.
“Kita seluruh kaum muslimin siap berangkat bersama-sama shalat di Masjid Al-Aqsha, tempat yang Allah berkahi, ” tandas Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) H.Muhyiddin Hamidy dalam siaran perskepada Eramuslim.
Dalam tausiyahnya Imaam Muhyiddin menyampaikan, kaum muslimin di seluruh dunia bertekad menunjukkan aksi nyata secara istiqamah membebaskan Masjid Al-Aqsha, semata-mata karena memenuhi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Ketua Panitia Tribolo Waloyo mengatakan, Longmarch Pembebasan Al-Aqsha merupakan rangkaian ajakan kepada kaum muslimin untuk turut serta membebaskan Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Zionis Israel di Palestina. Spanduk “Deklarasi Wonogiri” dibentangkan di tempat start longmarch di Desa Jurug, Pokoh Kidul, dibawa keliling kota melewati Ngadirojo hingga ke Masjid Agung Kabupaten Wonogiri.
Peserta longmarch datang bukan hanya dari Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya. Tetapi juga dari luar kota, seperti Banjarnegara, Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Kebumen, Solo, Jogjakarta, Pekalongan, Brebes, Tegal, Pemalang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Surabaya, Lampung, Pontianak, hingga Nusa Tenggara Timur.
Menurutnya, spanduk tanda tangan akan diserahkan ke Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) untuk dilanjutkan keliling ke berbagai kota, hingga puncaknya akan ditandatangani secara internasional pada agenda Al-Aqsha International Conference “Real Action to Return Al-Aqsha to Moslems” di Jakarta, 21 Agustus mendatang. (novel)