Eramuslim.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widowo (Jokowi) memperkenalkan akun Twitter barunya, yaitu @jokowi. Tweet pertama akun Twitter baru tersebut dibuat bersamaan dengan hari ulang tahun Jokowi yang ke-54, yaitu pada Minggu (21/6/2015).
“Alhamdulillah bisa sahur bersama keluarga. Selamat berpuasa saudaraku semua. Ini tweet pertama saya sebagai presiden. -Jkw,” demikian kicau akun @jokowi yang disertai inisial namanya di belakang Tweet.
Tetapi ada hal yang aneh yaitu akun tersebut dibuat sejak sepetember 2011 alias sudah ada sejak 4 tahun lalu, dan kalau dihitung pada tahun tersebut Jokowi adalah masih Walikota Solo, apakah berarti sebenarnya akun @jokowi adalah akun @jokowi_do2 yang dulu sempat disangkal pihak istana bukan milik Presiden Jokowi.
Kejutan pertama dari Jokowi soal akun Twitter datang di penghujung Januari lalu, ketika Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto secara resmi mengumumkan bahwa akun Twitter @jokowi_do2 yang selama ini dikira fan dan pendukung juga kalangan media dan masyarakat luas ternyata bukanlah akun milik Jokowi. Selain akun Twitter itu, Andi Widjajanto juga mengatakan bahwa akun Facebook yang selama ini dianggap milik Jokowi pun ternyata bukan miliknya.
Padahal kedua akun itu juga telah mendapatkan verifikasi dari Twitter dan Facebook. Status verified itulah yang membuat publik secara luas percaya bahwa sebuah akun adalah milik pribadi tokoh tertentu.
Ketika Andi Widjajanto mengumumkan kematian” akun @jokowi_do2, akun itu sudah diikuti 2,66 juta akun.
Bersama dengan akun Jokowi di Facebook, akun Twitter @jokowi_d02 selama masa kampanye pemilihan presiden yang lalu secara aktif melakukan penggalangan dana untuk mendukung kampanye mereka. Pada 28 Mei 2014 akun @jokowi_do2 mengumumkan rekening khusus yang mereka gunakan untuk menggalang donasi dari masyarakat. Disebutkan, rekening itu atas nama Joko Widodo/Jusuf Kalla, Bank BRI Kantor Cabang Mall Ambasador, Jakarta.
Selain itu, menurut laporan Viva.Co.Id, ada dua rekening lagi yang digunakan tim kampanye Jokowi dan JK untuk mengumpulkan dana publik. yaitu rekening Bank Mandiri dengan nomor 070-00-0909096-5 atas nama Joko Widodo/Jusuf Kalla, dan rekening Bank BCA dengan nomor 5015.500015 atas nama Joko Widodo/Jusuf Kalla.
Jumlah dana yang dikumpulkan ketiga rekening ini fantastis dan bisa disebut sebuah rekor baru dalam sejarah politik Indonesia, yakni lebih dari Rp 147 miliar pada 5 Juli 2014.
Sejauh ini tidak ada penjelasan mengenai penggalangan dana yang dilakukan akun jokowi_do2. Sekab Andi Widjajanto hanya mengatakan bahwa selagi keberadaan akun itu dan akun-akun lain yang membawa nama Jokowi dalam pilpres dirasa tidak merugikan, maka keberadaan akun-akun itu tidak perlu diramaikan.
Tetapi persoalan ini tidak bisa dipandang sepele, sesepele saat kita membuka akun Twitter dengan nama apapun.
Penggalangan dana itu tentu ada kaitannya dengan aturan hukum yang berlaku bagi seorang pejabat publik.
Seorang pejabat publik tidak dibenarkan menggalang dana untuk tujuan pribadi. Melakukan hal ini sama artinya dengan gratifikasi.
Kalau diperhatikan, akun jokowi_do2 mengumumkan rekening yang digunakan untuk penggalangan dana pilpres pada tanggal 28 Mei 2014.
Saat akun jokowi_do2 mengumumkan penggunaan rekening penggalangan dana itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan baru nonaktif pada 1 Juni 2014.
Kalau Jokowi mengetahui aktivitas akun Twitter jokowi_do2 menggalang dana di saat dirinya masih menduduki posisi publik, apakah Jokowi dapat disebut telah melakukan gratifikasi?
Dan, kalau Jokowi mengetahui aktivitas akun jokowi_do2 itu, yang artinya itu adalah gratifikasi, apakah hal ini memiliki kaitan dengan apa yang sedang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini.
Mungkin yang harus cerdas adalah kita semua, setiap penyangkalan dulu yang dilakukan pihak Istana terhadap akun @jokowi_do2, sepertinya kini resmi dibuka dengan nama baru @jokowi.
Akun @jokowi ya akun @jokowi_do2, jangan ingkari hal tersebut dengan dalih apapun pertama dari kesamaan waktu pembuatannya serta jumlah follower yang jumlahnya sama.
Langkah presiden dengan menggunakan satu akun dengan dua nama berbeda karena satu akun dulunya bermasalah jika dikaitkan dengan gratifikasi KPK haruslah di telusuri, pertanyaannya apakah sulit untuk membangun akun baru? hingga akun yang disangkal sendiri akhirnya di pake lagi
“ibarat menjilat air ludah sendiri”(rz)