Pemimpin kelompok Aktivis Femen Prancis, Inna Shevchenko, pada hari Selasa lalu (17/7) memicu sebuah kontroversi di dunia maya setelah ia memposting Tweet anti islam di akun Twitter nya.
Dalam tweet nya yang berbentuk pertanyaannya itu, Shevchenko menulis,”apa yang bisa lebih bodoh dari Ramadhan ? lalu apa yang lebih buruk dari agama ini ?”
Shenchenko, yang disebut sebagai “Mariene Baru”, seorang aktivis femenisme perancis, juga mengaku melalui Twitternya, bahwa tweetnya tersebut sebagai ungkapan solidaritas terhadap kasus Amina, seorang feminis Tunisia yang ditangkap pada bulan Mei setelah menulis kata “Femen” pada sebuah tembok di Tunisia, dan kemudian menurut laporan Media, didalam penjara ia dipaksa berpuasa selama Ramadhan meskipun ia adalah seorang atheis.
Namun, kelompok ini sebelumnya telah menghadapi beberapa kasus dan mendapat kritik termasuk dari kelompok feminis lainnya, karena menganggap kelompok ini telah menjadi rasis dan diskriminatif terhadap agama, khususnya Islam. Dalam sebuah editorial yang diterbitkan harian Perancis “Le Monde” pada bulan Juni lalu, Sara Salem, menuduh kelompok ini sebagai “neo-Kolonialis” Feminisme dengan mencoba untuk memaksakan konsepsi mereka tentang apa yang seharusnya wanita lakuka terhadap budaya asing. (hr/Fr)