Aksi Represif Aparat Malah Gelorakan Tuntutan Jokowi Mundur di Berbagai Daerah

JokowiBlenyun-300x350Eramuslim.com – Orang waras akan mundur jika merasa tidak mampu, bukannya malah tebar pesona kemana-mana, apalagi cengengesan yang sama seklai tidak ada manis-manisnya. Rakyat Indonesia sudah lelah dengan segala kebohongan dan kepalsuan yang dicitrakan oleh rezim penguasa sekarang. Sebab itu, lagi-lagi seperti dalam sejarah dunia, mahasiswa pun merasa terpanggil untuk turun ke jalan menyuarakan perubahan yang nyata. Mundur Jokowi!

Aksi represif aparat dalam mengawal demonstrasi ribuan massa Solidaritas Nasional Pembebasan Indonesia (SNPI) di depan Istana Negara (10/9), bukannya membuat gerakan mahasiswa padam namun malah menggelorakannya. Aksi tuntutan mundur Jokowi-JK mundur itu semakin marak digelar di daerah. Aksi tuntutan mundur ini juga merambah wilayah NTB, Maluku, dan Sulawesi Selatan. Tuntutan mereka sama, mendesak pemerintah segera menurunkan harga, mengantisipasi pemutusan hubungan kerja (PHK), dan menuntut Jokowi-JK mundur karena tidak becus memimpin.

“Kami seluruh keluarga Besar IMM NTB sangat menyayangkan dan mengecam aksi represif itu. Rezim Jokowi telah menggunakan cara-cara otoriter untuk merespon aksi mahasiswa. Kami mahasiswa tidak akan tinggal diam. Kami akan menggalang kekuatan rakyat untuk menurunkan Jokowi-JK,” ujar Ketua Umum DPD IMM NTB, Din Salahudin saat tengah menggelar aksi bersama puluhan kader di Bunderan BI Kota Mataram.

Din mengatakan bahwa sejatinya tuntutan rakyat tidak muluk-muluk. Rakyat hanya butuh harga-harga kebutuhan pokok terjangkau sehingga mampu mereka beli dan pekerjaan yang tersedia dengan baik.

Namun kepemimpinan Jokowi-JK telah kehilangan orientasi. Tim ekonomi Jokowi-JK tidak mampu mengantisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang mengakibatkan krisis ekonomi terjadi. Imbasnya, PHK menjadi ancaman para pekerja dan harga kebutuhan pokok melonjak tinggi. Ironisnya, rezim ini malah mengimpor ribuan pekerja Cina. Sebab itu, sulit untuk dihindari tudingan yang ada selama ini jika rezim ini hanyalah boneka atau pelayan dari kepentingan Aseng.

“Dampaknya sangat terasa. Harga komoditas terus naik. Harga barang impor terus naik, beban utang negara semakin besar, dan PHK besar-besaran. Asosiasi Pengusaha Tekstil (API) telah mencatat ada sekita 60 ribu pekerja tekstil di-PHK. Ironis, Jokowi yang berjanji akan membuka ribuan lapangan kerja, malah menciptakan ribuan penganguran baru,” serunya.

Sementara Sekretaris Umum DPD IMM Maluku Luthfi Abdullah Wael yang memimpin aksi di Kota Ambon menyerukan bahwa masyarakat sudah jenuh dengan kepemimpinan Jokowi-JK yang tidak bisa membawa perubahan berarti bagi masyarakat.

“Inilah yang membuat mahasiswa bergerak. Mahasiswa mengingatkan pemerintah untuk mewujudkan janji politik yang pernah diucap,” ujarnya.

Di Makassar, Koordinator Aksi IMM Isra Harun menjanjikan akan menggelar aksi yang lebih besar. Saat ini aksi Makassar masih berpusat di kampus Unismuh. Namun Isra menjanjikan akan menghimpun gerakan yang lebih besar dan melibatkan elemen masyarakat.

“Kontrol lewat demo itu penting karena memang penguasa harus diingatkan. Tapi jangan membungkam suara rakyat dengan kekerasan. Itu kejam namanya dan bisa memicu gelombang protes yang lebih besar lagi. Kami akan segera mengkonsolidasikan gerakan yang lebih besar untuk menurunkan Jokowi-JK,” ujarnya. Semoga Jokowi paham, turun itu berarti ke bawah, bukan ke atas.(rd)