Eramuslim.com – Orang kafir itu tidak mengenal halal dan haram. Sebab itu, apa pun yang bisa mendatangkan uang disikat saja. Mungkin ini yang menjadi sebab masuknya tempat pelacuran di Jakarta dalam brosur tujuan pariwisata di DKI Jakarta. Jelas saja, ini menuai protes dan kecaman dari banyak pihak. Masyarakat menilai, kebijakan salah dari Pemda DKI salah satunya adalah merekomendasikan beberapa hotel di Jakarta, seperti hotel Alexis yang dikenal sebagai tempat pelacuran menjadi tujuan wisata. Apakah ini hasil revolusi mental yang digaungkan badut-badut rezim ini?
Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, sangat wajar jika masyarakat geram dengan pemda yang membuat keputusan tidak tepat dengan merekomendasikan tempat pelacuran sebagai pariwisata. Hal ini membuktikan bahwa program revolusi mental yang bernilai miliaran rupiah gagal dan salah total.
“Masyarakat DKI Jakarta ingin orang-orang mengenal Jakarta dengan budayanya bukan dengan tempat prostitusinya, apakah pemda DKI Jakarta ingin menyetarakan Jakarta dengan Pattaya atau Phuket yang terkenal dengan tempat prostitusinya?!” tegas Panji di Jakarta (31/8).
Panji lanjut menjelaskan, miris jika ibu kota Indonesia yang seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain masih disusupi oleh hal-hal yang negatif. Bahkan Jakarta yang dulunya dikenal sebagai salah satu Benteng Islam dan kota bagi kaum Muslimin, sekarang secara moral dan ahklak hancur lebur.
“Ini adalah bukti pejabat-pejabat tinggi di negara ini masih tidak bermoral dan hal tersebut semakin menyadarkan masyarakat bahwa revolusi mental hanya sekedar slogan kosong,” tutup Panji.
Sebab itu, janganlah lagi ibukota Jakarta yang merupakan benteng Islam dipimpin kembali oleh orang kafir yang tidak memahami halal dan haram. Dalam Pilkada 2017 nanti, kaum Muslimin Jakarta wajib memilih imamnya dari kalangan sesama Muslim, tentunya yang amanah, cerdas, dan memahami dengan baik mana yang halal dan mana yang haram. Itu! (rd)