Upaya Fraksi Partai Golkar dan Fraksi Partai Demokrat (F-PD) untuk mengganjal usul inisiatif hak angket impor beras gagal. Dua partai ini, yang juga didukung Fraksi Partai Bintang Reformasi (FPBR), kalah saat dilakukan voting sehingga pengusul hak angket bisa membacakan usulannya di paripurna DPR.
Dalam voting terbuka pada rapat paripurna (Selasa, 17/1/2005), para pengusul hak angket mendapatkan 207 suara, sedang yang menolak mendapat 167 suara. Tidak ada suara abstein dalam voting tersebut.
Secara bulat fraksi yang mendukung angket adalah F-PAN, F-PKS, FPPP, F-PDIP, F-PKB, dan F-PDS. Pihak yang menolak adalah F-PG, F-PD, serta F-PBR. Sementara FBPD suaranya terpecah. Sebanyak 4 orang setuju dan 6 orang menolak.
Dengan dibacakannya usulan angket di paripurna maka angket beras impor bisa berlanjut. Setelah disetujui maka usulan angket akan diteruskan ke Bamus untuk dijadwalkan pandangan fraksi-fraksi dalam paripurna Selasa (24/1) mendatang.
Atas keputusan tersebut, aksi saling ledek terjadi di sela-sela voting. Sejumlah anggota F-PG meledek partai-partai yang punya menteri di kabinet. Di antaranya, “Suryama (aleg dari F-PKS), ayo berdiri. Menteri pertaniannya dari PKS. Kalau rakyat kelaparan yang berdiri (yang menolak-red) tanggung jawab.”
Mendengar banyolan dari kubu pendukung impor beras, Suryama Cuma senyum, dan tidak membalas. Sementara itu, dari balkon pengunjung sidang yang membalas ledekan tersebut. Dari balkon terdengar teriakan, “Cukong beras ayo berdiri.”
Sidang paripurna, yang dimulai pukul 10.00 WIB, berlangsung cukup panas. Begitu pimpinan sidang paripurna, Soetardjo Soerjogoeritno, selesai membacakan surat-surat masuk, sidang langsung diwarnai dengan hujan interupsi. Sejumlah anggota fraksi pendukung angket langsung mengusulkan agar paripurna mengagendakan pembacaan usulan angket oleh para pengusul. (dina)