Eramuslim.com – Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membela sikap Calon Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada agama Islam melalui surat Al Maidah ayat 51. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Ahok tidak menyinggung umat Islam.
Sikap ini disayangkan oleh Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung. Sebagai orang yang dekat dengan Ahok, kata Akbar, Novanto seharusnya mengingatkan Ahok untuk minta maaf kepada umat Islam yang telah disakitinya.
“Nampaknya Ahok memang telah salah menyampaikan sesuatu yang bukan menjadi wilayahnya. Makanya menurut saya, Novanto sebagai orang yang dekat dengan Ahok seharusnya meminta Ahok untuk meminta maaf, bukan justru membela kesalahannya,” ujar Akbar ketika dihubungi Sabtu (8/10).
Akbar menilai, pembelaan Novanto justru akan lebih membuat umat Islam tersakiti. Dalam kasus ini, lanjut Akbar, Ahok jelas tidak memahami bahwa apa yang dikatakannya salah, maka itu ia harus diingatkan.
“Kalau saya dekat dengan seseorang yang melakukan kesalahan yang menyinggung perasaan masyarakat banyak, saya justru akan bicara kepadanya agar meminta maaf atas kesalahannya dan bukan membela kesalahannya,terlebih hal ini menyangkut agama,” tegasnya.
Politisi senior ini kemudian menegaskan bahwa pihaknya akan mencari waktu untuk bicara dengan Novanto terkait hal ini. Sebab, tak lama setelah kejadian tersebut, ia didatangi akar rumput Partai yang mengharapkan agar Partai Golkar mengevaluasi dukungannya pada Ahok.
“Saya rasa tidak pantas lah Ahok bicara seperti itu karena akan membuat masyarakat tidak tenang, lebih baik minta maaf saja. Saya akan bicara dengan Novanto” ujar mantan Ketua DPR ini.
Lebih lanjut Akbar juga menyinggung Ahok akan peran DPR dalam menghilangkan kata asli dalam syarat sebagai presiden harus orang Indonesia asli dalam UUD ’45.
“Kita sudah menghilangkan kata asli, artinya kita menghormati kemajemukan, para pendiri bangsa juga begitu. Indonesia majemuk dari segi keturunan, suku, agama dan memberikan kesempatan yang sama termasuk bidang politik untuk semua warga negaranya,” ujarnya.
“Kalau kami saja bisa menghormati keberagaman, masak Ahok yang menikmati hasilnya saja tidak bisa?” demikian sindir Akbar.(ts/rmol)