Akibat tidak puas dengan Setgab, yang selama ini lebih di dominasi dua kekuatan politik besar, Partai Golkar dan Partai Demokrat, akhirnya menimbulkan riak-riak yang mengarah terjadinya perpecahan, dan kemungkinan berakhirnya lembaga bentukan Presiden SBY, pasca perginya Sri Mulyani, akibat keputusan pansus Bank Centery.
Perpecahan yang nampak dari partai koalisi dibawah Presiden SBY, yang terdiri Partai Golkar, Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB, nampaknya sangat sulit dihindari. Karena berbagai kepentingan mereka, nampaknya sudah tidak dapat dikompromikan. Ini muncul di parlemen, dan berbagi pengambilan keputusan kebijakan. Termasuk mensikapi masalah yang paling krusial, yaitu tentang RUU DIY. Di mana persoalan yang sangat kritis ini, akhirnya menimbulkan perpecahan. Di DIY seluruh partai politik, kecuali Partai Demokrat, yang menerima dengan penetapan terkait jabatan gubernur dan wakil gubernur DIY.
Belum lagi berkaitan dengan perebutan kekuasaan yang sekarang sudah mulai menyembul ke permukaan. Di mana Partai Golkar melalui seorang ketuanya, Priyo Budi Santoso, sudah mengangkat tentang Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie menjadi calon presiden, di tahun 2014. Tak mau kalah Partai Demokrat sudah menegaskan akan mengangkat Ny. Ani Yudhoyono, sebagai calon presiden, tahun 2014.
Menanggapi situasi yang ada, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengusulkan agar partai tengah di Sekretariat Gabungan bersatu dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2014. "Bahkan, kalau perlu, berkoalisi dengan PDIP," ujarnya via telepon kemarin.
Menurut Mahfudz, perbedaan ideologi partai tengah, khususnya PKS, dengan PDIP bukan kendala untuk berkoalisi. "Kami sudah semakin terbuka," kata dia.
Mahfudz menyatakan, gagasan penggabungan kekuatan partai tengah merupakan tanggapan atas pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan, Muhammad Romahurmuziy, yang menyebutkan komunikasi di Setgab kerap tidak jujur. “Disebutkan bahwa komunikasi di sana didominasi dua partai besar, yaitu Partai Demokrat dan juga Golkar,” ujarnya.
Menurut Mahfudz, konsolidasi PKS, PKB, PAN, dan PPP ini dapat menjadi alternatif dari dua kekuatan besar, Demokrat dan Golkar, jika kedua partai itu menggunakan Setgab untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing. “Partai tengah yang kecil-kecil ini, bila tidak ingin terjepit, mending bergabung jadi satu,” kata dia.
Konsolidasi partai tengah itu berlaku untuk konteks sekarang, “Tapi bisa saja berlanjut hingga 2014,” Mahfudz menegaskan.
Menanggapi usul Mahfudz, Wakil Sekjen DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan usulan penggabungan partai tengah dengan PDIP terlalu dini untuk dipikirkan. “PAN saat ini fokus pada konsolidasi internal partai,” ujarnya tadi malam.
Ia juga mengatakan peta dukungan partai-partai untuk pemilihan presiden masih sangat cair. “Karena itu, kami masih menunggu hasil Pemilu Dewan 2014,” ujarnya.
Viva Yoga mengakui, ada masalah komunikasi di Setgab.“Sehingga di DPR antaranggota Setgab sering berbeda pandangan,”ujarnya.
Setgab tak cuma mengalami masalah komunikasi. Menurut Romahurmuziy, pola komunikasi di Setgab sering tidak jujur. “Ada beberapa keputusan penting diputuskan secara bilateral (dua parpol), bukan secara multilateral (enam parpol) dalam forum Setgab,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Tak hanya itu, ketika tidak ada kebulatan sikap di Setgab, klaim yang keluar acap kali sebaliknya. “Misalnya dalam soal Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY, yang diklaim Partai Demokrat sudah ada kebulatan sikap, padahal belum,” kata Sekretaris Fraksi PPP di Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Ketua Fraksi PKB di DPR, Marwan Jafar, juga membenarkan adanya masalah komunikasi di lingkup internal Setgab. Itu sebabnya, ia mengusulkan agar Sekretariat menerapkan ganjaran dan hukuman bagi anggota koalisi, untuk memastikan bahwa kesepakatan bersama bakal dilaksanakan.
Situasi politik di Indonesia semakin tidak menentu dengan adanya pertikaian politik antara partai-partai, yang berebut kekuasaan. Padahal, Presiden SBY menjadi presiden periode yang kedua, belum genap setahun. berbagai sumber.