Penyebaran ajaran sesat Millata Abraham/Ibrahim, kini sudah menyebar di berbagai wilayah di Aceh. Jika beberapa waktu lalu ajaran ini hanya ada di Kabupaten Bireuen, ajaran tersebut kini ditemukan di Banda Aceh.
Kesesatan Ajaran Millata Ibrahim dapat dilihat ketika mereka membenarkan perkawinan antara saudara kandung, dan seorang bapak boleh menikahi putri kandungnya. Ajaran ini juga mengganti nama Ibrahim menjadi Abraham, Daud menjadi David dan Yusuf berganti Yosep, dan seterusnya. Bahkan ada yang berganti nama menjadi Bunda Maria.
“Aliran ini juga tidak percaya kepada Nabi Muhhammad SAW sebagai nabi dan rasul Allah yang terakhir dan diyakini masih ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW,” kata Ketua MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Banda Aceh, A Karim Syeikh.
Di Banda Aceh ajaran Millata Abraham banyak mempengaruhi pemuda-pemuda cerdas yang yang suka kehidupan agama, tapi kering pemahaman tentang Islam yang sesungguhnya. Korban terbanyak dari Millata Abaraham adalah para mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Bahkan, menurut Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, ada laporan setiap pengikut ajaran Millata Abraham mendapat gaji Rp15 juta/bulan agar meninggalkan Islam yang sebenarnya. Yang direkrut sebagaian besar kalangan orang-orang kurang mampu terutama mereka yang cerdas. Ada kemungkinan sebagian pengikutnya akan dibawa keluar Aceh. Apalagi asal aliran tersebut dari luar Aceh dan pengendalinya berada di luar daerah.
Mereka diduga mendapat suntikan dana dari luar Aceh, Kemungkinan tersebut harus diselidiki guna mencegah bahaya aliran tersebut yang dapat memecah belah ummat dan masyarakat di provinsi paling barat Indonesia itu.
Sementara itu, kalangan ulama mendukung kepolisian jajaran Polresta Banda Aceh yang telah menangkap pentolan komunitas aliran sesat “Millata Abraham” di kawasan Peurada di kota tersebut.
“Kami memberikan apresiasi kepada Polri yang bertindak cepat dalam mengatasi keresahan masyarakat karena penyebaran aliran sesat kelompok “Millata Abraham” di Banda Aceh,” kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Minggu (3/4).
Kagiatan pentolan pembawa aliran/ajaran sesat itu mengakibtkan sejumlah pelajar dan mahasiswa terpengaruh dan mengikuti aliran “Millata Abraham” tersebut.
“Anak-anak yang telah mengikuti aliran/ajaran sesat Millata Abraham itu adalah korban dari misi dan kegiatan pentolan itu. Pentolan itu sangat pantas mendapatkan hukuman mati. Mereka telah merusak masa depan anak-anak Aceh,” kata Faisal Ali menegaskan.
(MI/HA/pz)