Momentum Ramadhan dimanfaatkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim untuk lebih banyak mengentaskan pekerja seks komersil (PSK) di lokalisasi. Metodenya adalah menggelar siraman rohani dan pengajian.
Sekretaris MUI Jatim, Muhammad Yunus, mengatakan, pengajian ini adalah bentuk dukungan MUI terhadap program Pemprov Jatim untuk pengentasan PSK. Selain itu, pengajian bagi para PSK ini sebagai proses renungan dan penyadaran untuk pembersihan hati. Selama Ramadan ini, MUI dan Pemprov Jatim menggelar ‘Tazkiyah An-Nafsiyah’.
“Tujuannya dalah mengajak bertaubat dan kembali ke jalan yang benar,” kata Yunus di sela pengajian PSK di Taman Pendidikan Islam, Roudhatul Khoir, Jalan Dupak Bangunsari Surabaya, Kamis (9/8/2012).
Tujuan dari pengajian ini adalah mengajak PSK bertaubat sehingga lokalisasi sepi dan tutup dengan sendirinya. Data MUI Jatim, sekira 10 tahun lalu, kawasan ini dihuni oleh 3.200 PSK. Namun, dari dorongangn MUI, pemprov hingga tokoh masyarakat setempat saat ini hanya 153 PSK.
“Pengentasan para PSK ini tidak bisa dilakukan secara langsung, tapi harus bertahap. Syukurlah sekarang tinggal sedikit dan kami harap setelah keluar dari lokalisasi Bangun Sari, mereka tidak beraktivitas serupa di tempat lain,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Adminitrasi Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim Bawon Adhiyitoni mengatakan, pihaknya tidak akan berhenti mengentaskan para PSK agar tidak terjun ke lembah hitam lagi.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya bertanya kepada sekitar 120 WTS yang mengikuti pengajian. Ia bersedia langsung menyiapkan uang sebagai modal untuk bekerja dan kembali ke masyarakat pada umumnya.
“Tidak hanya kami beri uang, tapi juga akan dibekali pelatihan dan pendidikan sebagai dasar kembali ke masyarakat. Setelah itu, kami harap tidak kembali ke dunianya,” tukasnya. Kegiatan pengentasan PSK ini tidak hanya berlangsung di Surabaya saja namun akan dilakukan di seluruh Jawa Timur.(fq/okezone)