Aksi Cepat Tanggap (ACT) sampai saat ini masih terus berupaya memastikan kebenaran informasi yang beredar tentang penculikan dokter Aisha Wardhana, relawan medis ACT di Somalia. Yang sudah pasti, ACT tidak pernah mengirimkan Aisha ke luar negeri, termasuk ke Somalia. Jika betul Aisha pergi ke Somalia, kepergiannya tidak dalam koordinasi ACT.
Presiden ACT, Ahyudin menegaskan, Aisha memang tercatat sebagai relawan ACT di dalam negeri. Aisha pernah terlibat dalam aksi-aksi kemanusiaan membantu korban bencana alam dan bencana sosial. Terakhir, ia tercatat terlibat dalam aksi bersama ACT, membantu TKI yang sakit di Tanjung Priok setelah dipulangkan paksa dari Malaysia, 13 Juli 2011 (http://act.or.id/page/4e2350bd63c22)
“Kita hargai jiwa kerelawanannya . Namun, jika benar ia pergi ke Somalia, itu tidak dalam koordinasi ACT, jadi menyulitkan ACT untuk memantaunya,” tegas Ahyudin.
Ahyudin menambahkan, jika Aisha diberangkatkan oleh ACT dan tergabung dalam Indonesia ACTion Team for Somalia, tentulah ACT mempersiapkan segala kebutuhan terkait keberangkatannya. “Kita akan perhatikan aspek legal administratif, operasional hingga jaminan keamanannya. Namun, sekali lagi, dia tidak diberangkatkan oleh ACT ke Somalia atau kemanapun di luar negeri,” paparnya.
Dalam release sebelum ini, ACT menjelaskan bahwa semula Aisha memang akan diberangkatkan bareng Indonesia ACTion Team for Somalia, Jumat (19/8/2011). Namun, karena akan menikah, dia menunda keberangkatan dan berjanji menyusul ke Somalia dengan upaya dan biaya sendiri.
Indonesia ACTion Team for Somalia adalah tim kemanusiaan yang diberangkatkan oleh Komite Indonesia untuk Solidaritas Somalia (KISS). KISS digagas Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan dideklarasikan Jumat (19/8/2011) di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta sebagai respons Indonesia atas bencana kelaparan di Somalia. Tim ini dipimpin oleh Imam Akbari dengan anggota Andhika Purbo Swasono, dr Adji Suranto Sp.A dan dr Nahdlatul Ulami.
Di luar koordinasi ACT, Aisha pada tanggal 25 Agustus memberitahu bahwa dia sedang dalam perjalanan ke Qatar untuk melayani pasiennya. Untuk informasi, Aisha adalah ahli bedah plastik lulusan Jepang. Saat itu, Aisha melalui BBM kembali menyampaikan niatnya untuk melakukan perjalanan pribadi ke Nairobi dan Mogadishu.
“Kalau mungkin akan bergabung dengan tim ACT,” kata Aisha.
Karena tidak meminta Aisha menyusul, ACT pun tidak melakukan persiapan apapun untuk kepergian Aisha ke Nairobi dan Mogadishu.
Pada tanggal 29 Agustus, Aisha melalui BBM menyatakan dia masih di Qatar dan sedang menyiapkan tiket untuk ke Nairobi. Sejak itu, ACT lost contact dengan Aisha sampai ada kabar tentang penculikan Aisha melalui mention di twitter @ACTforhumanity. Info serupa juga disampaikan melalui BB Aisha yang kabarnya dipegang oleh local guide warga Kenya bernama Charles Etoundi.
Sejak itu beredar beragam informasi tentang Aisha, termasuk kabar ditemukannya Aisha dalam keadaan luka di Rwanda, Afrika Selatan dan kabar bahwa Aisha sudah diterbangkan ke Qatar dan segera dibawa ke Indonesia. Namun, semua informasi itu masih perlu diklarifikasi kebenarannya.
ACT sebetulnya tidak dalam posisi bertanggungjawab atas keberadaan Aisha Wardhana. Namun, sebagai tanggung jawab moral karena Aisha tercatat sebagai relawan ACT di dalam negeri, ACT terus berupaya mencari kebenaran atas informasi yang simpang siur di seputar dirinya. (*)
Contact Person:
- Syuhelmaidi Syukur (Direktur Eksekutif KISS): 0811116474
- Imam Akbari (Team Leader): 08128481466
- Sugih Hartanto (Communication Manager ACT): 087839453416
Official Twitter ACT: @ACTforhumanity
Official Facebook ACT: AksiCepatTanggap
Website: http://www.act.or.id