Eramuslim.com – Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah menggusur warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, ternyata bertolak belakang dengan apa yang dahulu pernah dikatakannya ketika terjadi penggusuran pemukiman warga Cina Benteng di Kampung Sewan, Tangerang pada 2010 lalu. Saat itu, Ahok yang menjabat sebagai anggota Komisi II DPR menegur Walikota Tangerang Wahidin karena tak menyediakan uang ganti rugi bagi warga Cina Benteng yang rumahnya digusur.
Sebagaimana arsip pemberitaan yang pernah dilansir Republika Online pada Mei 2010, Ahok saat terjadi penggusuran warga Cina Benteng tersebut menyesalkan keputusan Pemkot Tangerang, karena tidak memberikan ganti rugi kepada mereka yang akan digusur. Ahok juga mempertanyakan anggaran yang tidak tersedia untuk ganti rugi. Menurut Ahok, Pemkot Tangerang bisa memanfaatkan APBD untuk membayar ganti rugi.
Menurutnya, tindakan Walikota Tangerang menggusur ratusan rumah warga CinaBenteng tanpa ganti rugi merupakan tindakan yang tidak bisa diterima. Karena, warga sudah membangun rumah mereka dengan hasil jerih payah selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, saat ini, Pemprov DKI Jakarta yang sedang menertibkan pemukiman Kampung Pulo di Jakarta Timur juga tidak memberikan ganti rugi sebagaimana kritikannya dulu kepada Walikota Tangerang. Padahal terkait penggusuran Kampung Pulo, untuk mendapat dukungan publik, Ahok pernah menjanjikan untuk memberikan ganti rugi, tapi sekarang diingkari.
Tentu saja, perkataan dan perbuatan yang tidak seiring tersebut; -mengkritik Walikota Tangerang karena tidak memberikan ganti rugi, dan sekarang ia sendiri juga melakukan penggusuran tanpa ganti rugi-; menjadi kecurigaan di masyarakat. Karena terkesan berat sebelah, standar ganda. Sehingga ada yang mencurigai standar ganda Ahok tersebut disebabkan unsur kesamaan dan perbedaan etnis. Membela masyarakat yang seetnis dengannya, dan menginjak etnis selainnya.
“Jadi sentimen etnis Ahok ini ternyata masih cukup tinggi ya. Kalo Cina digusur dia protes. Tapi ketika berkuasa dia dengan sombong dan penuh kebencian menggusur pribumi yang tak berdaya,” tulis Ali Anis di kolom komentar Republika Online.
“Dan pengikutnya bilang ” Jangan bawa” etnis,” tulis Jajang Kurniawan Suryana, menyindir para pendukung Ahok .(rd/pribuminews)