Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengakui tidak ada pembangunan di era Joko Widodo alias Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Selama 2,5 tahun di era saya dan Pak Jokowi hampir tidak ada pembangunan sebenarnya,” ujar Ahok dalam acara Forum Konsultasi Publik di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (25/5).
Di hadapan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Gubernur DKI Jakarta itu mengakui bila seluruh pembangunan yang berlangsung di era Jokowi terjadi karena bantuan pihak swasta.
Kata Ahok, alasan DKI harus menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) dari pihak swasta karena Pemprov DKI mengaku tidak memiliki dana untuk melaksanakan program pengerukan sungai, pengerukan jalur inspeksi, pemasangan pompa air di seluruh wilayah utara Jakarta, pembangunan rumah susun (rusun) dan memindahkan 5 ribu warga Waduk Pluit ke rusun Marunda.
“Waduk Pluit yang dibanggakan pindahin 5 ribu rumah, uangnya dari mana? Semua CSR. Dana APBD katanya nggak ada,” terang dia.
Kata Ahok, alasan ia membeberkan hal ini ke masyarakat karena ingin membangun sistem pemerintahan yang transparan. Namun, Ahok tidak menjelaskan perusahaan mana saja yang menyumbangkan CSR untuk DKI saat era Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. “Saya cerita begini karena kami yakin pembangunan yang tepat kuncinya transparansi. Tidak ada rahasia di DKI,” katanya
Jika ingin tahu perusahaan mana yang selama ini ada di belakang kekuasaan, tengok saja dalam tahun-tahun terakhir belakangan ini perusahaan mana yang paling berkembang, paling ekspansif, dan paling besar keuntungannya. Dalam politik berlaku adagium, “Tidak ada makan siang yang gratis!” (rz)