Tidak ada dikotomi antara Islam dan nasionalisme, kalangan nasionalis tidak perlu ragu umat Islam pasti mempunyai komitmen yang tinggi terhadap nasionalisme (kebangsaan).
"Jangan lupa ada pepatah yang mengatakan ‘cinta tanah air dan bangsa bagian dari ini, selain itu juga yang memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan adalah mayoritas umat Islam, " ujar Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Ahmad Sumargono dalam acara HUT ke-1 Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu(7/5).
Oleh karena itu, dirinya merasa heran, kalau masih ada orang Indonesia yang menjadi kaki tangan asing, sehingga menimbulkan akibat fatal bagi integritas nasional. Hal itu terbukti dengan lepasnya Timor Timur dari wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
Pada kesempatan itu, Gogon berharap, agar organisasi keIslaman bentukan PDIP ini dapat berperan memajukan dakwah dan membantu persoalan kemasyarakat, di mana saat ini kemiskinan semakin parah.
Senada dengan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, meski bercampur dengan motif sekunder politik, semangat dakwah dari Baitul Muslim Indonesia tidak boleh dilupakan.
Karena itu, lanjut Din, umat Islam belum terjangkau dan diayomi oleh ormas-ormas Islam yang ada memerlukan mitra dakwah yang baru.
"Kalau berjuang hanya untuk politiknya saja bayarannya hanya duniawi (ujrun), tapi kalau disertai niat dakwah akan mendapat balasan dari Allah (ajrun), " jelasnya ikut memprakarsai terbentuknya Bamusi setahun lalu.
Sejumlah tokoh antara lain, Ketua PBNU Said Agil Shiraj, Akbar Tanjung, HM Taufiq Kiemas Ketua Dewan Pertimbangan Pusat DPP PDIP, Ketua Umum Bamusi Prof. Dr. H. Hamka Haq yang juga merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Agama dan Kerohanian, Sekjen DPP PDIP Pramono Anung menyampaikan kesan dan pesan dalam acara tersebut.
Acara juga akan diisi dengan deklarasi LAZIS Baitul Muslimin, serta peluncuran buku Bunga Rampai Pemikiran Islam Kebangsaan.(novel)