Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan langkah Panglima TNI mencopot Danlanud dan Dansatpom Lanud Merauke sudah tepat.
Hal ini menjadi bukti tidak adanya toleransi kekerasan prajurit terhadap warga sipil.
“Makanya langkah yang diambil Panglima TNI dengan meminta KSAU untuk segera mencopot Danlanud dan Dansatpom Lanud Merauke, menurut saya sudah tepat,” katanya kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).
“Hal ini penting untuk menunjukkan komitmen TNI sekaligus sebagai peringatan pada para pimpinan satuan jajaran, tidak menolerir kekerasan yang tidak patut serta meletakkan penegakan hukum dan pembangunan kepatuhan pada hukum, sebagai hal yang secara mendasar harus ditanamkan para pimpinan dalam kehidupan prajurit,” lanjut Khairul.
Khairul mengatakan tindakan ini bukan disebabkan karena pendidikan moril yang minim, tetapi karena implementasi yang gagal. Dia lantas bicara pentingnya peran pimpinan dalam hal tersebut.
“Pendidikan moral saya kira tidak kurang. Masalahnya ada pada implementasi. Ada banyak hal baik yang diajarkan tapi gagal diimplementasikan. Makanya peran pimpinan sebagai teladan dalam kehati-hatian, kewaspadaan dan kedisiplinan sangat penting,” ujarnya.