Pelecehan dan penghinaan terhadap agama Islam dan kitab suci Al-Quran sudah terjadi berulang-ulang kali, perlu dicarikan cara-cara efektif untuk menimbulkan efek jera kepada para penghina Islam itu, seperti pembuat film "Fitna" dan pembuat kartun Nabi Muhammad yang sudah dimuat secara berulang kali di harian Denmark.
"Pemerintah Belenda harus lebih keras lagi melakukan lengkah pengusutan, pengadilan, jangan sekedar lift service saja, " ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dihadapan Dubes Belanda dalam dialog dengan perwakilan ormas dan negara muslim, di Kantor Sekretariat PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin(7/4).
Ia pun mendesak kasus Fitna ini dibawa ke Mahkamah Internasional yang berpusat di Denhaag, Belanda, sebab Geert Wilders dinilai sebagai penjahat peradaban, dengan begitu Wilders dapat diproses secara lebih adil.
"Kita harap pengadilan Mahkamah Internasional bisa adil, tanpa ini dia tidak akan jera, " ungkap Din.
Di tempat yang sama, Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid menegaskan, pemerintah Belanda sebernarnya sudah dirugikan dengan perbuatan yang dilakukan oleh Geert Wilders, sebab telah memicu reaksi ekonomi berupa pemboikotan terhadap produk negeri negara kincir angin tersebut.
"Pemerintah Belanda harus meras dirugikan oleh Wilders, karena itu Belanda harus berada digarda terdepan untuk mengatasi ini, " tandasnya.
Ia juga mengingatkan, kebebasan berekspresi yang salah penerapannya, jangan sampai menimbulkan sikap pesimistif sebagian kalangan terhadap penegakan demokrasi. Sebab, kebebasan berekspresi yang sesungguhnya tidak terdapt diskriminasi, dan tidak bersifat mutlak.
"Kalau Belanda mengakui kebebasan berekspresi dan kebebasan beragama, kenapa masih melarang siswa muslim menggunakan jilbab, azan dikumadangkan secara luas, kasus seperti ini seharusnya sangat didorong untuk menghilangkan benturan antara Islam dan Barat, " pungkasnya. (novel)