Adam Air Diminta Bertanggungjawab dan Jamin Santunan Keluarga Korban

Lama tidak muncul sejak Adam Air hilang pada Senin (1/1) lalu, baru pada Kamis (4/1) Ketua DPR RI Agung Laksono yang juga merupakan salah satu Presiden Komisaris Adam Air itu muncul dan memberikan keterangan pers seputar Adam Air pada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Jakarta. Dave Laksono, putra Agung Laksono sendiri juga menjabat sebagai salah satu direktur Adam Air.

Agung menyatakan telah memerintahkan kepada jajaran direksi Adam Air untuk menangani kasus ini sebaik-baiknya dan bertanggungjawab. Seperti memberikan santunan kepada para korban, pencarian, pemakaman, dan sebagainya.

Menurut Agung, Adam Air KI 574 yang hilang itu masih layak terbang dan kecelakaan yang dialaminya itu tidak lebih merupakan musibah karena kondisi alam yang kurang bersahabat.

Untuk itu pihaknya sepenuhnya menyerahkan pencarian pesawat naas beserta korbannya itu kepada pemerintah dan pihak-pihak yang terkait, "Agar kita semua dan khususnya keluarga korban tidak terus resah dan gelisah," katanya.

Ketua DPRRI Agung Laksono mengakui upaya pemerintah dalam hal ini Badan SAR Nasional cukup serius menangani hilangnya pesawat Adam Air rute Surabaya- Manado,tetapi disayangkan peralatan yang digunakan untuk mempercepat proses evakuasi pencarian sangat minim.

"Se-Indonesia Timur itu kita cuma punya satu helikopter, jadi untuk program kemanusiannya sangat minim," ujarnya dalam jumpa pers, di Gedung DPRRI, Jakarta, Kamis (4/1).

“Adapun kalau untuk pencarian kewajiban dari Basarnas, karena mereka memiliki pasukan, peralatan, keahlian, mari sama-sama kita tunggu, kita berdoa, karena memang sudah tiga hari ya, apakah mereka tenggelam dilaut atau didarat,” jelasnya.

Menurut Agung,sejak menjadi ketua DPRRI dirinya sudah tidak lagi menjabat sebagai komisaris Adam Air, meski demikian statusnya sebagai pendiri tidak bisa hilang begitu saja. Sehingga untuk teknis penanganan dari pihak Adam Air dapat langsung ditanyakan pada jajaran Direksi yang sebagian besar berada di Makasar, Sulawesi Selatan.


Sementara itu Ketua DPD RI Ginanjar Kartasasmita meminta pemerintah segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem deteksi radar serta sikap tanggap terhadap musibah.
“Harusnya Indonesia dapat menangkap signal Adam Air sebelum menghilang, bukan justru Singapura,” tukasnya.

Ia berharap pemerintah dan pihak Adam Air mengerahkan semua kekuatan untuk menemukan pesawat naas itu. Bantuan asing pun boleh, kalau tidak ada kepentingan lain selain membantu mencari pesawat yang hilang dimaksud.

Menurutnya, untuk menghindari kejadian serupa Ginandjar mendesak pemerintah secepatnya mengaudit dan memeriksa seluruh operator penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Ini penting agar pesawat yang tidak layak beroperasi.

“Pemerintah juga harus memeriksa seluruh transportasi darat dan laut untuk mencegah terjadinya musibah yang terus beruntun ini,” ujar mantan menteri pertambangan dan energi di era Soeharto itu.

Selain itu Ginandjar menilai perang tarif antar maskapai penerbangan juga harus diperhatikan, jangan sampai hanya untuk mengejar keuntungan sesaat tapi mengorbankan keselamatan penumpang.

Sedangkan untuk mendeteksi pesawat yang ternyata belum ditemukan sampai hari ini, ia mengusulkan perlunya modernisasi peralatan radar. Terutama yang terkait dengan penerbangan agar kejadian hilangnya pesawat Adam Air itu tidak terulang lagi. (dina/novel)