Eramuslim – Suara pendaat akan adanya acara pertemuan besar Reuni 212 pada awal bulan Desember mendatang mulai terdengar. Namun ada pihak menyarankan agar tak usah dilakukan karena tengah ada pandemi wabah Covid 19 yang meluas,
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman, meminta segala macam kegiatan yang mengundang banyak orang harus dihindari selama pandemi Covid-19. Hal yang sama juga akan berlaku pada rencana reuni Aksi Bela Islam 212 pada 2 Desember mendatang.
“Apapun segala bentuk keramaian harus dicegah, dihindari dalam situasi (Covid-19) yang belum terkendali,” kata Dicky pada Republika, Rabu (11/11).
Dicky menilai aksi reuni 212 tetap bisa saja dilaksanakan jika ingin dipaksakan. Namun syaratnya harus mematuhi protokol kesehatan secara ketat mencakup mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak (3M).
“Kalau pun tetap mau ya dibatasi jumlahnya tidak boleh lebih dari 50 (peserta) misalnya. Itu pun dengan sangat ketat melakukan protokol kesehatan,” ujar Dicky.
Di sisi lain, Dicky meminta larangan mengadakan keramaian berlaku untuk semua kegiatan tidak hanya Reuni 212.
Dia menyayangkan jika pemerintah justru memberi izin pada kegiatan pengundang keramaian lainnya. Hal ini justru menjadi citra buruk bagi pemerintah yang terkesan tidak tegas.
“Kalau dilihat masih ada demo, acara-acara kegiatan itu karena belum ada sikap tegas dari pemerintah itu sendiri. Misal pemerintah tegas jangan sampai ada keramaian sampai akhir tahun, mau pilkada apapun itu,” ucap Dicky.