Ada Pengkondisian di Medsos, Pengkritik Jokowi Akan Dicap Sebagai Radikal

johan budi jokowiEramuslim.com – Pengamat politik Ahmad Yazid mengingatkan, saat ini muncul propaganda yang mengkondisikan semua pihak yang mengkritik Presiden Joko Widodo akan dicap sebagai haters (pembenci), bahkan bisa dituding radikal atau teroris.
“Kalau saya amati di media sosial, bahkan media partisan pendukung Jokowi, sudah ada upaya pengkondisian bahwa yang mengkritik Jokowi itu kelompok radikal. Bahkan, bisa jadi nantinya disebut teroris,” ungkap Ahmad Yazid kepada intelijen (10/03).
Namun di sisi lain, Yazid mengkhawatirkan kemunculan istilah ‘haters’ yang mengkritik Jokowi justru berasal dari kalangan Istana. “Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi, justru langsung menuding haters kepada siapa saja yang mengkritik Jokowi,” papar Yazid.
Menurut Yazid, kalangan Istana bisa memasukkan politikus PDIP Effendi Simbolon yang sering mengkritik keras Jokowi sebagai haters. “Istana justru memulai hal yang tidak baik. Harusnya kritikan itu diterima, tidak perlu menuding ada haters segala,” ujar Yazid.
Diberitakan sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi SP menuding kalangan yang tidak suka dengan Presiden Jokowi, atau haters, sebagai pihak yang membentuk persepsi adanya bagi-bagi jabatan di Pemerintahan Jokowi-JK.
“Saya rasa bukan karena relawan. Persepsi muncul begitu dari yang tidak suka dengan Presiden Jokowi, haters,” ujar Johan Budi, membantah adanya bagi-bagi jabatan terkait pelantikan dewan pakar kelompok relawan Seknas Jokowi, Helmy Fauzi, menjadi Duta Besar RI untuk Mesir, oleh Presiden Joko Widodo.
Siapa Johan Budi? Bisik-bisik di kalangan wartawan, mantan jubir KPK inilah yang menghalangi penyelidikan kasus dugaan korupsi bus Trans Jakarta tahun lalu yang bisa menyeret nama Jokowi. Atas jasanya, Jokowi pun memberikan pekerjaan kepada dia usai tidak dipakai KPK lagi. (ts/pm)