Eramuslim – Ada operasi intelijen dan konter intelijen kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab (HRS) dari Arab Saudi ke Indonesia.
Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Jumat (13/11/2020). “Setelah HRS mengumumkan kepulangan, di tanah air para buzzer menyebarkan berita Imam Besar FPI itu tidak pulang. Buzzer bagian dari konter intelijen dan mendapatkan informasi valid atas kegagalan HRS pulang ke Indonesia,” ungkapnya.
Kata Amir Hamzah, pengakuan HRS yang mendapatkan serangan pihak tertentu untuk menggagalkan kepulangan ke tanah menjadi indikasi ada operasi konter intelijen. “HRS mengaku hampir saja gagal pulang ke Indonesia, namun berkat lobi dengan otoritas Saudi, bisa pulang ke Indonesia,” jelas Amir Hamzah.
Menurut Amir Hamzah, HRS saat berada di Bandara King Abdul Aziz Jeddah mendapat pengawalan pihak tertentu yang diduga anggota intelijen Arab Saudi.
“Mulai HRS dan keluarga masuk bandara Jeddah, pintu gate, ada dua orang yang mengawal, dua orang itu diduga anggota intelijen Saudi, begitu juga sampai di pesawat,” ungkap Amir Hamzah.