Eramuslim.com – Adanya sekitar 25 juta data daftar pemilih tetap (DPT) invalid membuka peluang terjadinya kecurangan. Persoalan data memang hal klasik di Indonesia, tetapi hal itu tidak boleh dijadikan pembenaran. Data yang invalid akan menentukan kualitas Pemilu di Indonesia, sekaligus wajah demokrasi Indonesia.
Penegasan itu disampaikan Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo), Bastian P. Simanjuntak (04/09). “Harusnya pemerintah bisa belajar dari pemilu maupun pilkada. Itu artinya data valid seharusnya bisa dikerjakan selama 4 tahun belakang. Masa sih mengurusi data kependudukan selama 4 tahun ini tidak becus, atau jangan-jangan ini kesengajaan yang terstruktur. Padahal data invalid akan membuka peluang bagi joki-joki atau pemilih siluman untuk merusak demokrasi kita,” tegas Bastian.
Bastian mengingatkan, sangat disayangkan bila data invalid DPT memang disengaja oleh Pemerintah. “Tentu saja publik halal menduga kesengajaan itu. Buktinya, DPS sangat amatiran dan selanjutnya akan diikuti DPT. Pola lama ini akan mencurangi demokrasi kita dan pemilu jurdil hanya utopis belaka. Kecurangan pemilu merupakan pengkhianatan terhadap suara rakyat, dan pelakunya harus dihukum berat,” beber Bastian.